
GUNUNG
Apa yang menyebabkan gunung meletus?
“Karena para dewa marah akibat ulah manusia yang semakin buruk, para pejabat yang korupsi, polisi yang ikut-ikutan menjadi begal, begal yang berani melawan polisi, dan karena semakin banyak manusia yang sudah lupa dengan Tuhan,” kata I Made Kerauhan Kesurupan.
I Made sepertinya mau menjadi juru bicara para dewa (Ida Bhetara). Setiap ada topik pembicaraan, mulai dari masalah dompet hilang, tabrakan, sampai masalah sakit, selalu dikaitkan dengan niskala dan dewa. Jika bukan Tuhan yang marah, mungkin ‘penunggu rumah’ (penunggun karang) yang kecewa, kalau tidak pasti leluhur yang belum dipenuhi keinginannya.
Mereka manggut-manggut. Malah banyak yang percaya bahwa bencana itu disebabkan karena Tuhan marah.
“Wah, kalau begitu bukankah itu artinya Ida Bhetara bodoh?” Tanya I Wayan Campah Kelur.
Semuanya merasa terkejut mendengarnya. Baru pertama kali mereka mendengar ada orang yang berani mengatakan bahwa Ida Bhetara itu bodoh. Syukurnya I Wayan beragama Hindu Bali. Jika dia beragama Islam dan berani mengatakan Tuhan bodoh, pasti dia sudah babak belur digebuki oleh FPI.
“Lalu jika Tuhan (Ida Bhetara) marah karena sifat manusia yang rusak, lalu kenapa bukan anggota DPR saja yang terkena letusan gunung, kenapa bukan sel tahanan Gayus saja yang dihantam tsunami, atau jaksa dan hakim yang menilep uang hanyut oleh banjir?” kata I Wayan lagi
“Sekarang yang justru menjadi korban gunung meletus adalah mereka yang miskin, orang tua sampai orang yang tidak tahu permasalahan. Boro-boro mau menilep uang rakyat untuk biaya studi banding ke luar negeri, uang untuk dipakai sendiri saja mereka tidak punya. Yang terkena tsunami dan banjir juga kebanyakan orang miskin.”
Artinya kalau benar gunug meletus karena Tuhan marah, berarti itu artinya Tuhan salah sasaran, sebab yang dimarahi justru tidak terkena bencana, malah senyum-senyum menonton tenis di Bali, yang tidak dimarahi malah terlunta-lunta.
“Nah, sekarang pilihannya cuma dua: Ida Bhetara yang bodoh atau sebenarnya bencana memang tidak ada hubungannya dengan Ida Bhetara. Kalau aku sendiri percaya bahwa bencana itu memang siklus alam. JIka sudah saatnya gunung meletus, ya pasti meletus,” begitu ceramahnya I Wayan.
Mereka manggut-manggut. Benar juga pemikirannya I Wayan. Tidak mungkin Ida Bhetara bodoh atau salah sasaran. Tidak mungkin juga Ida Bhetara marah sampai menghilangkan nyawa, hingga membuat gunung meletus dan tsunami. Jika Ida Bhetara sampai marah dan menghilangkan nyawa, tentu tidak ada bedanya beliau dengan preman hipertensi.
“Kalau begitu itu sama artinya dengan Gunung Agung dan Gunung Batur bisa tetap meletus meskipun orang Bali tetap menghaturkan sesajen. Kalau seperti itu bukankah itu artinya kita rugi melaksanakan upacara ‘mulang pekelem’ dan menghaturkan ‘caru’” tanya I Made.
Namanya saja gunung berapi aktif, pasti akan bisa tetap meletus.
“Jika karena itu kamu berhenti menghaturkan sesaji, itu artinya selama ini kamu menghaturkan sesaji, itu artinya bahwa selama ini kamu menjalankan kewajiban beragama karena pamrih, menghaturkan sesaji supaya mendapat sesuatu. Itu artinya kamu tidak beragama dengan sungguh-sungguh,” tambah I Wayan.