Gresik United In Future, Good Suggestion for You

Showing posts with label Lawar. Show all posts
Oleh: Agung Bawantara

Sudah pernah tahu lawar, kan? Ya, lawar adalah satu di antara sekian banyak makanan khas Bali. Bahannya terdiri dari sayuran yang dicincang, lalu diurap bumbu Bali yang khas dengan terasi dan rempah- rempahnya. Adonan itu dilengkapi dengan campuran daging dan kelapa yang diparut gobed (lebar). Ada banyak jenis lawar berdasarkan olahan dan bahannya. Satu diantaranya adalah lawar kuwir.

Dinamakan lawar kuwir karena lawar ini mengandung daging kuwir (mentok). Dulu, lawar jenis ini lebih banyak dijumpai pada sajian pesta-pesta pernikahan atau pesta kegembiraan yang lain. Sekarang, menu ini dapat ditemukan di banyak tempat makan di Bali. Salah satu penyedia menu lawar kuwir yang paling kondang di Bali adalah Warung Lawar Kuwir “Kasiku” yang terletak di Bypass Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Dari arah Denpasar, warung ini berada sekitar 50 meter setelah Jembatan Air yang melintas di atas jalan bypass, di sisi kiri jalan. Dari arah timur, (Karang Asem atau Klungkung) letaknya sekitar 50 meter setelah traffic light perempatan Losan-Pantai Batu Lepang, di sisi kanan jalan. Posisi warung yang berada 1,5 meter lebih tinggi dari badan jalan membuat suasana warung terasa santai saat beristirahat sejenak sebelum meneruskan perjalanan.

Hidangan lawar kuwir di warung Kasiku ini sangat enak. Rasa bumbunya meresap ke dalam daging kuwir. Dagingnya yang gurih dan kenyal jauh dari aroma amis. Jika tak mengetahui sejak awal dari daging apa lawar tersebut di buat, kamu sulit mengetahui bahwa daging dalam lawar tersebut adalah daging kuwir.

Paket yang dihidangkan oleh warung Kasiku terdiri dari nasi putih, lawar kuwir dengan kelapa, lawar kuwir dengan nangka, sate kuwir lilit dan sate kuwir pusut serta semangkuk jukut ares (sayur dari batang pisang muda yang dikuwahi dengan kaldu kuwir). Harga untuk satu paket tersebut hanya Rp 12 ribu!

Minum? Tinggal pilih mau yang panas, hangat atau dingin. Mau yang segar atau kemasan.

Menurut Ibu Nyoman, pemilik warung, setiap hari “Kasiku” diserbu puluhan pelanggan. Untuk mereka itu, Ibu Nyoman menyediakan sedikitnya 15 ekor kuwir jantan. Kuwir-kuwir tersebut ia dapatkan dari para petani peternak di wilayah kabupaten Klungkung.

Mengapa jantan?

“Soalnya,” kata Ibu Nyoman, “...dagingnya lebih banyak dibandingkan dengan yang betina. Rasanya juga lebih gurih dan kesat.”

Warung Lawar Kuwir “Kasiku” buka pukul 08.00 - 17.00 Wita. (abe/jjb)


Informasi terkait:
Lawar

On Labels: , , | 0 Comment

Ini memang makanan khas Bali. Dan, belakangan, makanan tersebut semakin mudah ditemui di Bali. Saat ini, selain digunakan sebagai bagian dari sajian dan hidangan di saat upacara adat, lawar banyak dijual oleh restoran dan rumah-rumah makan.

Lawar adalah sejenis sayur-sayuran yang dicincang lalu diberi bumbu berbasis terasi yang diramu dengan bumbu rempah-rempah. Di desa-desa kita bisa menemukan bermacam jenis lawar. Ada lawar nangka, lawar kacang panjang, lawar daun belimbing, lawar buah papaya muda, lawar kelapa. So, dasar lawar itu sesungguhnya sayur, bukan daging. Sayuran yang paling populer dijadikan lawar adalah nangka muda dan kacang panjang.

Lalu, untuk menambah cita rasa dan kelezatannya, lawar diberi cincangan daging. Bisa daging ayam, bebek, babi, sapi, keong, mentok atau penyu. Cincangannya ada yang sengaja dibuat halus untuk menguatkan rasa bumbu, ada juga yang sengaja dibuat kasar agar “kehadirannya” bisa terasa di lidah kamu.

Karena kebanyakan konsumen suka menonsumsi daging, kini hampir semua rumah makan menyuguhkan lawar berisi daging. Bahkan, ada yang dagingnya lebih dominan ketimbang sayurnya.

Di desa-desa, lawar biasanya pedas. Ada juga yang menyampurkan darah segar saat meremas bumbunya. Tapi di sebagian besar rumah makan di Bali, apalagi di restoran yang menyasar turis bule, cita rasa lawar disesuaikan dengan lidah sebagian besar pelanggannya. Lawar-lawar itu tidak begitu pedas dan tidak menggunakan darah segar.

On Labels: , | 0 Comment