Gresik United In Future, Good Suggestion for You

Showing posts with label Sanur. Show all posts
Tari Baris Cina merupakan jenis tarian Bali yang diduga kuat mendapat pengaruh budaya Tionghoa. Selain dari namanya, hal itu terlihat dari gerakan dan tata busananya. Gerakan tarian ini lebih menyerupai gerakan pencak silat atau kung fu. Hampir tak ada jejak pepakem (gerak dasar) tari Bali dalam tarian itu. Busana yang dikenakan para penarinya pun unik. Mereka mengenakan setelan celana panjang dan baju berlengan panjang dan berselempang kain. Di pura tertentu, penarinya juga mengenakan kacamata hitam ala juragan Tionghoa. Sebagai penutup kepala, mereka mengenakan topi bundar, bukan udeng atau gelungan sebagaimana yang dikenakan oleh penari tarian maskulin Bali pada umumnya. Senjata yang dibawanya pun bukan keris, melainkan pedang.

Baris Cina ditarikan oleh 18 laki-laki yang dibagi atas dua kelompok. Sembilan orang baris putih, dan sembilan orang baris selem (hitam). Keduanya melambangkan rwa bhineda yaitu dua kutub berseberangan yang selalu ada di alam semesta ini. Dalam terminologi Thionghoa disebut dengan Yin-Yang.

Musik pengiring Baris Cina adalah Gong Beri yaitu seperangkat instrumen yang terdiri dari sungu, tawa-tawa ageng, tawa-tawa alit, kempli, kajar, bebende, klenang, cenceng, beduk serta gong ber dan gong bor. Gong Ber dan Gong Bor keduanya merupakan gong yang tak bemoncol di tengah-tengahnya. Ketika dipukul keduanya mengeluarkan bunyi sember, tidak merdu seperti gong yang bermoncol.

Begitu ditabuh, perangkat gamelan tersebut menimbulkan bunyi-bunyian yang membakar semangat. Persis seperti musik perang. Apalagi sebelum keseluruhan orkestra dimainkan, musik diawali dengan kumandang sungu (
alat musik tiup dari kerang) yang terkesan seperti sangkakala peperangan.

Dalam buku Evolusi Tari Bali, pakar etnonusikologi dan pengamat tari Bali
Profesor I Made Bandem memperkirakan tari Baris Cina tumbuh sekitar tahun 835, saat Prasasti Blanjong dituliskan. Tapi dia tak menjelaskan apakah Tari Baris Cina dan Gong Beri lahir pada saat yang bersamaan sebagai satu kesatuan atau dalam periode yang berbeda kemudian dikawinkan.

Tarian Baris Cina kini menjadi tarian sakral di Pura Dadia Banjar Kelod (Renon), Pura Mertasari Belanjong (Sanur), Pura Segara (Sanur), Pura Gerua Delod Peken-Intaran (Sanur), dan Pura Petitenget (Kuta).

On Labels: , , | 0 Comment

Oleh: Maria Ekaristi & Agung Bawantara

Setelah sukses pada empat penyeleng-garaan sebelumnya, tahun ini Yayasan Pembangunan Sanur kembali menggelar Sanur Village Festival (SVF). Festival yang pada tahun-tahun sebelumnya selalu berlangsung dengan meriah tersebut, akan diselenggarakan di pantai Segara Ayu dan Inna Grand Bali Beach Sanur, pada 4-8 Agustus 2010.

Tema festival tahun ini adalah "Saha Nuhur", yang secara harfiah berarti "semangat untuk mengunjungi tempat tertentu". Menurut penelusuran sejarah yang dilakukan panitia festival, kata "Saha" dan "Nuhur" merupakan akar dari kata "Sanur" yang kini menjadi nama kawasan pantai di sisi timur kota Denpasar itu.

"Penggunaan Saha Nuhur sebagai tema festival kali ini adalah untuk menziarahi masa lalu di mana pada saat itu Sanur merupakan pusat pencarian dan penempaan spiritualitas. Dari situ diharapkan memancar semangat untuk mengunjungi diri sendiri dalam pencarian kedamaian dan apa pun yang menjadi tujuan hidup masing-masing," papar Ida Bagus Sidharta putra MBA, ketua panitia SVF 2010, mengenai tema yang diusung tahun ini.

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, SVF 2010 menggelar barbagai kegiatan seni, olahraga, kesehatan, kuliner, pameran tanaman, seni instalasi, dan aktivitas pelestarian lingkungan. Aktivitas-aktivitas tersebut antara lain: Turnamen Golf, Bazaar dan Festival Makanan, Festival Yoga Massal, Festival Layang-layang, Festival Bawah Laut, Sepakbola Pantai, Kompetisi Olah Raga Air, Sepeda Santai, Kolaborasi Musik dan Wayang, Kontes Fotografi, Lomba Memasak Tahunan ICA, Pameran dan Lomba Bonsai, Fashion Show dan Pagelaran Musik.

Berita terkait:
Kehidupan Bahari di Sanur Village Festival 2009
Meriah, Acara Pembukaan Sanur Village Festival 2009
Sanur Village Festival 2009 Berlangsung Marak

On Labels: , | 0 Comment

Bagi penggemar Salsa, acara ini mungkin menarik untuk dikunjungi. Soalnya, dalam acara itu akan hadirkan para performer beken macam El Savadore Band dan DJ Le Poo yang dengan kehebatan masing-masing, keduanya akan menghadirkan malam Salsa bernuansa Timur Tengah. Acara bertajuk "1001 Magical Salsa” tersebut digelar di Sector Bar Jl. Hangtuah No 58, Sanur, pada Kamis, 17 September 2009, pukul 19.30-23.50 Wita.

Tema acara ini memang nuansa Timur Tengah. Tentu karena berkaitan dengan bulan Ramadhan. Karena itu, semua materi acara bernuansa Timur Tengah. Selain dua performer tadi, acara fashion show, dress code pengunjung, dan kostum para instruktur Salsa pun ala Timur Tengah. Malam itu, para instruktur salsa dipastikan akan mengenakan busana ala Jasmine dan Aladdin.

Yang menarik, selain mendapat free first drink (wine & coke) bagi pemegang Sector Salsa Community Card Holder, penyelenggara juga menyediakan satu buah aromatheraphy senilai Rp. 500 ribu bagi pengunjung yang dinobatkan sebagai the best dress.

Malam Salsa semacam ini adalah acara bulanan di Sector. Temanya berganti-ganti disesuaikan dengan situasi atau tren yang tengah berkembang di masyarakat. Hal tersebut menjadikan gelar salsa di Sector selalu menarik bagi komunitas salsa di Bali dan para penggemar salsa lainnya yang kebetulan berlibur di pulau dewata.

Akan tampil sebagai host malam itu adalah Made Beta, Nia, Anton, Ricky & Franky.

Informasi lebih lanjut, hubungi Jeanie di 0361 287733 atau via e-mail: jeanie@sectorbarrestaurant.com


Berita sebelumnya tentang Salsa:
Tango, Flamingo dan Salsa di Seminyak

On Labels: , | 0 Comment

Sanur Village Festival (SVF) 2009, gelaran tahunan yang diselenggarakan oleh masyarakat Sanur, Rabu (12/08/2009) dibuka dengan parade dan pertunjukan seni yang cukup meriah. Parade seni dan budaya dengan berbagai atraksi memikat diawali dari depan hotel Griya Santrian dan berakhir di Pantai Mertasari. Hadir pada acara pembukaan tersebut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jro Wacik, Wakil Gubernur Bali AAN Puspayoga, Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra, para Konsul negara sahabat , Tokoh Pariwisata Joop Ave dan I Gde Ardika, para General Manager hotel di wilayah Sanur serta tokoh masyarakat yang berlokasi di sebelah timur lokasi penyelenggaraan SVF 2009.

Parade diawali dengan Marching Band SMP Wisata Sanur yang menampilkan kolaborasi marching band dengan tektekan mengiringi tari kontemporer menerjemahkan tema Marine Life. Diteruskan dengan tetabuhan yang digunakan untuk mengiringi Baris Cina.

Setelah itu, tampil dalam parade pasangan Teruna-Teruni (muda-mudi) dengan busana adat dan tradisi di Kota Denpasar, dilanjutkan barisan Ibu-Ibu menjunjung gebogan bunga dan buah beraneka rupa. Mereka berasal dari masing-masing banjar di wilayah Kelurahan Sanur.

Giliran selanjutnya adalah peserta dari beberapa hotel di wilayah Sanur yang bergiliran menampilkan atraksi bleganjur menerjemahkan tema tahun ke-4 penyelenggaraan, antara lain Bali Hyatt, Mercure, Inna Grand Bali Beach, Sanur Beach, Segara Village, Griya Santrian dan ditutup oleh Puri Santrian.

Peserta dari negara asing yang akan tampil pada acara Asia Afrika Art & Culture turut berpartisipasi pada parade, diwakili oleh China (delegasi terbesar), India dan Jepang. Peserta nasional diwakili oleh Sulawesi Selatan.

Sajian sendratari Dewa Ruci ditampilkan oleh Ari Production, Sanur Kaja, yang kemudian diteruskan Parade Upacara Melasti yang ditampilkan oleh Kelurahan Sanur. “Kehidupan Nelayan” menghadirkan tidak saja para nelayan di lingkungan Sanur juga para surfer dan olahraga bahari lainnya ditampilkan oleh warga Sanur Kauh.

Usai parade, para undangan beranjak menuju lokasi panggung utama. Dekorasi diatur layaknya jamuan makan malam “round table”. Setiap meja dikelilingi oleh delapan kursi yang semuanya berbalut warna putih.

Rangkaian upacara pembukaan di panggung utama ini diawali dengan rangkaian acara seremonial seperti laporan Ketua Panitia, Ida Bagus Gde Sidarta, sambutan dari Joop Ave, tokoh pariwisata yang ernah menjabat sebagai Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi 1993-1998. Puncaknya, Jro Wacik memberi sambutan dan memukul gong sebagai pertanda SVF 2009 dibuka secara resmi. Pada saat gong ditabuh, serangkaian atraksi kembang api pun memarakkan suasana.

Di ujung acara, Tropical Transit dan Ayu Laksmi menghibur para undangan dan hadirin dengan lagu-lagu bernuansa etnik dan kontemplatif.

SVF kali ini adalah yang ke-empat. Perhelatan seni-budaya ini pertama kali digelar pada tahun 2006. Untuk tahun ini, tagline yang diusung adalah ”The New Spirit of Heritage”, sementara tema kegiatan-kegiatannya adalah ”Marine Life”. Adapun kegiatan disuguhkan dalam SVF kali ini adalah Turnamen Golf Terbuka, Bazaar dan Festival Makanan, Yoga Massal, Festival Layang-layang, Festival Jazz, Festival Bawah Laut, Sepakbola Pantai, Basket dan Rugby, Pameran Kartun Internasional, Kompetisi Olah Raga Air, Sepeda Santai, Kontes Fotografi, Lomba Memasak Tahunan ICA, Pameran dan Lomba Bonsai, Fashion Show dan Pagelaran Musik(abe/jjb)

On Labels: , | 0 Comment

Ini adalah olahraga air mengendarai perahu karet berbentuk pisang. Untuk setiap perahu, maksimum pesertanya adalah enam orang. Setelah siap, banana boat ini ditarik ke tengah laut oleh sebuah speed boat dengan kecepatan tinggi. Di tengah laut, speed boat akan melaju dan berbelok dengan sudut yang tajam sehingga banana boat akan terbalik beserta semua penumpang di atasnya.

Agar aman, tentu saja sebelum memulai permainan, semua penumpang diwajibkan untuk memakai jaket pelampung.

Venue
Pantai Tanjung Benoa, Sanur, Lovina dan Danau Beratan (Bedugul).

Biaya
Di Tanjung Benoa dan Sanur, untuk bermain banana boat selama 15 menit, kamu harus merogoh uang di kantong sebesar Rp 50 ribu per orang. Permainan baru bisa dilakukan dengan peserta minimal dua orang. Tapi kalau kamu melakukannya di pantai Lovina, kamu harus membayar US$ 20 per orang, dan minimal pesertanya empat orang.


On Labels: , , , , , , , , | 0 Comment