Gresik United In Future, Good Suggestion for You

Showing posts with label Hipnotis. Show all posts
Oleh: Agung Bawantara

Ini info penting bagi wisatawan, khususnya yang berkebangsaan asing, yang hendak berlibur di Kuta. Info ini berkaitan dengan terjadinya kejahatan hipnotis yang menyebabkan para korban mengalami kerugian hingga puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Menurut sumber kepolisian yang dapat dipercaya, modus kejahatan hipnotis yang menyasar turis asing di Kuta (Bali) ini pernah terjadi di era sebelum tragedi Bom Bali I terjadi.

Dari hasil investigasi saat itu terungkap ada beberapa kelompok pelaku kejahatan dengan modus hipnotis seperti ini. Saat itu pihak kepolisian menyebut mereka dengan “sindikat Philippina”. Beberapa anggota dari kelompok tersebut ada yang sudah puluhan tahun menetap di Bali. Di antara mereka ada yang beristrikan warga negara Indonesia dan mempunyai usaha legal sebagai penyedia jasa laundry di kawasan Kuta.

Sindikat itulah yang mengoordinasikan kejahatan hipnotis tersebut. Biasanya, sebagai pembuka jalan, mereka menggunakan perempuan Filipina berparas cantik dan berpenampilan seksi. Dengan kemolekan wajahnya itulah, si perempuan menggaet calon korbannya.

Mula-mula si perempuan berkenalan dengan calon korban dan mengajaknya berjalan-jalan ke kafe atau diskotek. Selanjutnya, oleh si perempuan, perkenalan tersebut terus dirawat hingga dalam beberapa hari calon korban merasa benar-benar akrab dengannya. Bahkan ada yang sempat jatuh cinta pada si pelaku. Begitu akrab, si perempuan mengajak calon korban ke hotel atau kompleks perumahan yang diaku sebagai tempat tinggalnya. Hotel dan kompleks perumahan itu memiliki model bangunan yang serupa satu dengan lainnya, sehingga korban sulit mengenalinya. Semuanya memiliki garasi dengan rolling door yang akan segera menutup begitu mobil si perempuan dan calon korban masuk. Hal itu membuat korban tak punya kesempatan untuk mengenali lingkungan di sekitar rumah itu.

Di dalam rumah, sekelompok orang yang tengah asyik berjudi akan menyambut calon korban dengan sapaan ramah. Langkah selanjutnya, dengan keakraban yang sudah terjalin baik, si perempuan membujuk calon korban untuk turut berjudi sekadar untuk bersenang-senang.

Kebiasaan klasik, begitu bersedia terlibat dalam permainan, calon korban pasti diberi kesempatan untuk menang pada lima atau tujuh putaran awal. Setelah menang, oleh si Perempuan, korban diajak bersenang-senang di kafe atau diskotek di seputaran Kuta. Saat itulah si Perempuan merajuk untuk dibelikan hadiah berupa perhiasan atau barang-barang berharga lainnya, lalu membujuk korban untuk berjudi lagi.

Modus lain, setelah menang dalam perjudian di putaran awal dan korban terlena karenanya, sindikat tersebut segera mengalahkannya hingga seluruh uang korban habis terkuras. Tak ada korban yang berhasil berhenti di tengah permainan, karena kelompok tersebut sangat lihai mempermainkan psikologis korbannya sehingga mereka sungkan untuk berhenti sebelum uang mereka benar-benar habis.

Setelah korban kalah dalam perjudian, si perempuan langsung beraksi. Dia menghibur korban dan mengajaknya berkeliling ke tempat hiburan atau ke kafe untuk bersenang-senang. Karena uang sudah ludas, biasanya korban akan mampir ke ATM menyairkan uang untuk bekal aktivitas selanjutnya. Pada saat itu, si perempuan melancarkan aksi kejahatan berikutnya. Ada dugaan pada saat itulah si perempuan menggunakan ilmu hipnotis untuk menggiring korban membeli barang-barang berharga, lalu membawanya kabur sebelum si korban sadar. Dugaan lain, aksi ini adalah semata-mata kejahatan penipuan yang tertata sangat rapi.

Sebuah sumber yang dapat dipercaya mengatakan bahwa sesungguhnya pihak Kepolisian Kuta pernah mengungkap semua pelakunya, tetapi mereka kesulitan melakukan konfirmasi dengan korban, sebab yang bersangkutan sudah kembali ke negaranya. Kesulitan lain, polisi tidak menemukan pasal untuk menjerat pelaku. Jika menggunakan pasal penipuan, saksinya hanya satu, yakni saksi korban. Secara hukum itu tidak kuat. Di samping itu, korban juga terlibat dalam permainan (dan sempat menang) sehingga hal tersebut tergolong perjudian. Jika dibawa ke ranah hukum, maka korban pun harus ditangkap dan dipenjarakan pula karena telah melanggar hukum Indonesia yang melarang perjudian.

“Untuk membongkar sindikat ini, polisi memang harus benar-benar cepat dan jeli,” ucap sumber tersebut. Namun masalahnya, imbuh sumber tadi, korban biasanya telat melapor dan tak mengenali lokasi-lokasi di mana dia diperdaya.

Sebagai tambahan, modus ini biasanya dilancarkan pada saat-saat kunjungan ramai (high seasons) di Bali.

Tulisan Terkait:
Pelaku Kejahatan Hipnotis Turis di Kuta, Asal Filipina
Dua Turis Dihipnotis di Kuta
Menghindari Kejahatan Hipnotis di Tempat Wisata



On Labels: | 0 Comment

Oleh: Agung Bawantara

Pelaku hipnotis yang merugikan warga Swiss, Foehr Elmar (69), terendus jajaran Kepolisian Sektor Kuta. Penyelidikan di bawah komando langsung Kepala Kepolisian Sektor Kuta, AKP I Gede Ganefo, SH, MH, berhasil mengidentifikasi pelaku hipnotis tersebut. Dugaan sementara pelaku berjumlah dua orang dan berkewarganegaraan asing. Identitas satu pelaku sudah terungkap, yakni Maria (35) asal Filipina. Sementara pelaku lainnya masih belum diketahui.

Adalah rekaman kamera (Close Circuit Television) CCTV yang terdapat di tempat kejadian yang menjadi petunjuk penting pengungkapan identitas pelaku. Dari hasil rekaman kamera CCTV, terlihat jumlah pelaku, mobil yang digunakan, serta aktivitas kejahatan yang dilakukannya.

Berdasarkan laporan, secara kronologis aksi kejahatan hipnotis yang terjadi pada Selasa (14/9) lalu itu bermula dari ketika Elmar tengah berdiri di depan Hotel Kartika Plaza, Jalan Kartika Plaza, Kuta. Pada saat itu seorang perempuan menghampirinya dan memperkenalkan diri. Dalam waktu singkat keduanya langsung akrab. Kemudian, perempuan yang belakangan diketahui bernama Maria dan berkebangsaan Filipina itu, mengajak Elmar keliling-keliling mengendarai mobil Daihatsu Terios yang dibawa Maria.

Diduga, pada saat itu Elmar sudah terhipnotis oleh Maria. Semua perintah Maria dituruti Elmar. Mula-mula Elmar menuruti ajakan Maria untuk berjudi di sebuah lokasi di Kuta. Ketika Elmar kalah, Maria meminta Elmar untuk mengambil uang di ATM nya. Elmar menurut. Di sebuah ATM di Pepito Kuta, dia mencairkan uang sebesar Rp42,9 juta.

Setelah uang di tangan, Elmar dan Maria bukan kembali ke tempat judi, melainkan ke sebuah toko ponsel, juga di Kawasan Kuta. Di toko tersebut Maria meminta Elmar membelikannya empat buah Blackberry tipe Onyx dan dua buah Blackberry tipe Gemini. Setelah transaksi jual beli usai, keduanya berpisah. Elmar kembali ke hotel tempatnya menginap, sedangkan Maria pergi entah ke mana. Setiba di hotel, barulah Elmar sadar bahwa dirinya telah diperdaya.

Kini, Maria yang oleh pihak kepolisan dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO) itu telah menghilang dari Bali. Kuat dugaan ia meninggalkan Bali melalui jalur pelabuhan.

Tulisan terkait:
Dua Turis Dihipnotis di Kuta
Menghindari Kejahatan Hipnotis di Tempat Wisata

On Labels: | 0 Comment

Oleh: Agung Bawantara

Kejahatan dengan metode hipnotis kini tengah merajalela. Dalam sebulan terakhir, ada puluhan laporan mengenai kejahatan ini di seluruh Nusantara. Yang menarik, pelakunya bukan hanya orang lokal, melainkan juga warga negara asing. Seperti yang terjadi di Kuta Bali, misalnya. Dua turis, Foehr Elmar (69) asal Swiss dan De Vito Jean Roger (42) asal Perancis, kehilangan uang setelah dirinya dihipnotis oleh orang yang tak dikenalnya. Keduanya menjadi korban hipnotis masing-masing pada Jumat (17/9) dan Minggu (19/9) lalu. Elmar kehilangan Rp50 juta dan Jean kehilangan Rp11,5 juta. Menurut laporan Jean, pelakunya berjumlah lima orang, terdiri dari tiga laki laki dan dua perempuan. Kelimanya memiliki ciri bukan Warga Negara Indonesia.

Cerita terhipnotisnya Jean bermula ketika Jean tengah shooping seorang diri di Pertokoan Kuta Square. Sekitar pukul 08 malam ketika itu. Saat asyik melihat-lihat, Jean bertemu dengan turis lain dan mengajaknya berkenalan. Saat itu, kenalan baru Jean itu pun memperkenalkan empat orang kawan lainnya. Obrolan akrab terjadi setelah itu. Dan, percakapan hangat itu berlanjut kepada penawaran kerjasama bisnis. Korban yang diduga telah terkena hipnotis menyerahkan uang sebesar 1000 euro sebagai modal awal dari bisnis yang disepakati.

Tidak saja uang, pada saat itu Jean bahkan menyerahkan kunci mobil yang dibawanya kepada pelaku. Beruntung pelaku tak langsung menemukan mobil itu dan Jean segera sadar dari linglungnya. Begitu mengetahui dirinya baru saja menjadi korban kejahatan, Jean langsung melapor ke Kepolisan Sektor Kuta.

Tentang Hipnotis, perlu anda ketahui bahwa itu bermula dari hipnosis. Hipnosis (hypnosis) adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari pengaruh sugesti terhadap pikiran manusia. Hypnosis berasal kata "hypnos", nama dewa tidur dalam mitologi Yunani Kuno. Orang yang mengalami sugesti melalui metode ini dinamakan hipnotis. Meski namanya diambil dari nama Dewa Tidur, hypnosis tidak sama dengan tidur, melainkan trance di mana pikiran mengalami relaksasi. Kondisi ini biasanya disertai dengan relaksasi tubuh seperti keadaan saat menjelang tidur di malam hari. Ketika seseorang terhipnotiss, dia akan merasakan seluruh tubuhnya rileks, pikirannya menjadi fokus, perasaannya damai, dan tetap bisa mendengar suara-suara di sekitar.

Dalam bahasa sederhana dapat dikatakan bahwa hipnosis adalah suatu keahlian untuk menyampaikan pesan (yang sugestif) kepada seseorang, sehingga yang bersangkutan tergerak untuk melaksanakan pesan tersebut. Yang dimaksud pesan dalam hal ini adalah rangkaian kalimat lisan yang masuk ke telinga penerima dan kemudian terekam oleh bawah sadar (sub conscious) yang bersangkutan, dan selanjutnya bawah sadar itulah memerintahkan orang tersebut melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diucapkan penghipnotisnya. Mulanya praktek ini dilakukan untuk menelusuri alam bawah sadar pasien guna penyembuhan berbagai bentuk gangguan kesehatan. Belakangan, metode ini disalahgunakan oleh penjahat hipnotis untuk memengaruhi korban agar mau menyerahkan uang atau barang berharga lainnya.

Dalam kejahatan hipnotis, hal pokok yang dilakukan pelaku adalah pembingungan calon korban. Dengan gayanya yang sangat persuasif, para penjahat menjejalkan ucapan-ucapan ramah yang membingungkan calon korban sehinggga pikirannya lengah. Pada saat lengah itulah penjahat hipnotis menyampaikan pesan-pesan sugestif ke alam bawah korban, dan korban pun menuruti perintah-perintahnya.

Dari hal itu, satu hal penting yang dapat kita tangkap adalah bahwa kejahatan hipnotis dapat kita hindari jika pikiran kita selalu waspada dan selalu di bawah kontrol akal sehat.


Tulisan terkait:
Menghindari Kejahatan Hipnotis di Tempat Wisata


Jika ingin mengenal lebih jauh tentang hipnosis, serial e-book mengenai Hypnosis, Emotional Freedon Technique (EFT) dan Neuro Linguistic Programming (NLP) yang ditulis oleh AS Laksana adalah salah satu sumber bacaan yang kami rekomendasikan.

Anda bisa mendapatkan seri pertama dari buku-buku tersebut secara gratis dengan mengisi form di bawah ini:


Nama:

e-mail:


On Labels: , | 0 Comment

Oleh : Agung Bawantara

Akhir-akhir ini banyak terjadi kejahatan dengan metode hipnotis. Di seluruh tanah air, telah ratusan korban kehilangan uang atau benda berharga lainnya setelah dihipnotis oleh seseorang. Karena kejahatan tak pernah menghiraukan tempat, apakah itu emperan jalan, warung, pusat bisnis, atau tempat wisata, ada baiknya anda mengetahui cara menghindari kejahatan hipnotis di bawah ini sebelum anda melancong.

Satu hal yang mula-mula harus anda yakini adalah bahwa kejahatan hipnotis ini menggunakan metode pengenadalian kesadaran yang dapat dihindari dengan menjaga kesadaran anda tetap di bawah kontrol anda sendiri. Kejahatan hipnotis tidak akan mempan pada orang yang menolaknya. Di bawah ini, beberapa tips lain menghindarkan diri dari kejahatan hipnotis.

• Waspadai orang yang baru anda kenal dan berusaha akrab dengan Anda. Hipnotis bekerja melalui proses persuasi dengan kata-kata yang melengahkan pikiran Anda. Jangan larut pada kalimat-kalimat yang diucapkannya. Katakan atau tanyakan kembali jika ada hal yang anda tidak tahu.

• Waspadai orang yang tak anda kenal dan menepuk anda, lalu bersikap sangat ramah bahkan sok kenal. Tepukan itu merupakan shock induction untuk seketika menyibukkan pikiran anda. Rasa kaget dan rasa sungkan anda dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan hipnotis untuk menjejali anda dengan omongan-omongan yang membingungkan.

Misalnya, dia bilang "Eh, Liburan di Bali Juga, ya? Si Susi gimana kabarnya sekarang, masih sering kontak-kontakan sama teman-teman, kan ?”

Susi itu nama umum. Anda mungkin punya teman bernama Susi. Maka pikiran anda akan langsung sibuk mengingat wajah teman anda itu dan berusaha mengingat hubungannya dengan orang yang menepuk dan menyapa anda itu. Jika tidak punya teman bernama Susi, pikiran anda akan lebih sibuk lagi karena mberusaha mengingat wajah teman yang bernama Susi dan berusaha mengingat orang ramah yang ada di depan anda, takut dikatakan sombong telah melupakan teman sendiri.

Saat demikian si penjahat akan menambahkan informasi lain yang membingungkan, misalnya dengan mengatakan: “Itu lho, yang ganjen banget itu?" Ketika kita tampak bingung, dia akan menambahkan lagi: “Eh, apa Susi, ya? Sebentar, aku malah sering pangling. Pokoknya, orangnya centil. Apa Lia, ya?”

Karena sibuk mengingat, pikiran anda menjadi lelah dan tak waspada. Pada saat itulah si penjahat mengucapkan kalimat-kalimat sugestif yang membuat anda patuh pada perintahnya.

Jadi, jangan sungkan untuk mengatakan tidak kenal kepada siapa pun. Toh, jika orang itu benar-benar teman lama yang anda lupakan, anda bisa minta maaf karena memang benar-benar lupa.

• Waspadai orang yang tiba-tiba membentak anda menuduh anda telah melakukan sesuatu yang membuatnya marah, seperti menabrak adik atau kerabatnya. Cara mengatasi hal ini adalah dengan apa yang Milton Erickson istilahkan dengan The Art of Misunderstanding. Begitu dia membentak: “Kamu menabrak adhiku?!”, jawab saja dengan menyebutkan apa yang anda lihat pertama kali. Misalnya melihat giginya tak teratur, anda katakan: “Dokter giginya tutup!”

Jika anda dikata-katai: "Dasar picek, nggak punya mata. Anjing!!!" Jawab saja, "Yang kau bilang itu kurang lengkap, kurang dua kata. Agar lengkap mestinya kaubilang, 'Dasar picek, nggak punya mata. Dasar anjing kurap!!!'" Maka semua sugesti yang akan dilancarkan akan langsung gugur.

• Hati-hati terhadap beberapa orang yang tiba-tiba mengerumuni anda tanpa suatu hal yang jelas, segera beranjak ke tempat yang ramai atau laporkan kepada petugas keamanan untuk menghindari kejahatan hipnotis yang dilakukan secara berkelompok.

• Waspadai orang yang tak anda kenal menawarkan barang berharga pada anda dengan harga miring dengan dalih perlu uang mendesak karena kena musibah atau kerabat sakit. Apalagi kemudian ada orang lain yang (seolah-olah) tak sengaja mendengar percakapan itu lalu membeli barang tersebut dengan penuh antusiasme.

• Waspadai orang yang tak anda kenal yang tiba-tiba menyapa anda dan mengatakan bahwa anda memiliki aura spiritual yang hebat. Jangan terlena. Tetap kontrol kesadaran bahwa anda adalah mahluk Tuhan yang mulia yang hanya takjub pada kebesaranNYA.

Demikianlah, jika anda camkan dan resapi, tips praktis di atas pasti berguna untuk menjauhkan anda dari penyalahgunaan hipnotis oleh orang-orang jahat.

Link tentang hipnotis yang perlu anda kunjungi:
Hati-hati pada Hipnosis, EFT, NLP

Atau, isi form di bawah ini untuk mendapatkan e-book gratis tentang hipnosis:
Nama:


e-mail:



On Labels: | 0 Comment