“Mba yeli ada acara nga hari ini”, itulah pertanyaan yang diajukan sri dan sari teman kosanku pada suatu pagi di hari sabtu. “ada nanti jam dua, acara greenpeace” jawabku. Pagi itu aku memang lagi nyantai full, baru sorenya aku akan meghadiri undangan greenpeace di kawasan tugu proklamasi Jakarta. Lalu dengan semangatnya dua cemcareman ini mengajakku untuk ikut bersama mereka ke festifal Korea di Jakarta. Maklum dua manusia ini adalah penggemar hebat film-film dan budaya korea, bahkan mereka pun bisa sedikit berkomunikasi dengan bahasa korea. Finally,aku berangkat bersama mereka.
Panas terik dikawasan monas tidak mengalahkan semangat Sari dan Sri untuk mengitari kawasan ini, dan tak malu-malu pula mereka menanyakan dimana festifal korea berlangsung kepada beberapa orang dikawasan itu. Karena si Sari taunya acara festifal hari itu dilaksanakan di kawasan monas, sama seperti seminggu sebelumnya juga ada festifal jepang disana. Tapi pencarian kami hari itu gagal, setelah bertanya kepada beberapa petugas di monas, mereka mengatakan tidak ada festifal korea hari ini. Lalu dengan muka sangat kecewa, sari dan sri berguman” yah…gimana nih?”. Apa lagi si sari yang merasa bersalah full. Lalu tanpa sepengertahuan mereka aku coba Online dari Hpku mencarai info tentang festifal korea hari itu. Ternyata benar ada festifal korea hari itu tapi tidak di monument nasional tapi di museum nasional…oh My God salah informasi…tapi untunglah dari Monas ke museum nasioanal hanya berjalan kaki.
Festifal di Museum nasioanal ini adalah rangkaian dari seluruh kegiatan festifal korea yang telah dimulai beberapa hari sebelumnya. Rangkaian acara ini dilaksanakan dibeberapa kawasan berbeda dengan kegiatan berbeda pula. Pameran dan seminar pendidikan korea dilaksanakan di UI, Festifal dan pemutaran film korea dilaksanakan di Balai kartiini dan dimuseum nasional ini dilaksanakan pemeran sulam korea.
Wuih…sari dan sri senang sekali, setelah melihat berbagai kerajinan tangan beberapa ibu dari korea. Mereka pun bela-belain berdesakan dengan peserta lain untuk bisa berdialog dengan seorang penyulam dari korea, tentu dengan bahasa korea mereka yang masih sangat terbata.