puncak Rinjani yang terlihat selama pendakian
Tak ada kata yang terucap selain hanya AllahuAkbar, ketika tapak kaki lemahku berhasil menginjak di puncak Gunung Rinjani (3726 mdpl). Syujud, aku bersyujud di segumpal tanahmu Ya Allah di ketinggian itu. Haru...bahagia, semua rasa berpadu (maaf sedikit lebay, tapi itulah yang benar-benar kurasakan), jadi merinding menginngat saat-saat menginjakkan kaki di puncak itu. Berbagai ekspresi bermunculan di puncak itu sebagai luapan kemenangan. Ada yang menangis, ada yang bertakbir, ada yang bersyujud seperti diriku dan ada yang hanya diam dalam kebingungan dan sambil bertanya benarkah ini puncak rinjani????
moment-moment di puncak Rinjani
bersama rekan lain di puncak rinjani
Jalur Sembalun Lawang
Perjalanan menuju puncak rinjani kami tempuh melalui sembalung lawang. sedangkan perjalanan turun kami tempuh melalui jalur desa Senaru. Pemilihan jalur yang sangat tepat menurutku. setiap jalur punya keindahan, cerita dan beban kesulitan masing-masing.
Hari Pertama
Tanggal 14 September 2010 pukul 13.30, Start pendakian dari Pos TNGR Sembalun. Pendakian dimulai dari desa Sembalun lawang yang berada pada ketinggian (1.065 mdpl). Sepanjang jalur ini kami hanya melewati padang rumput, sesekali menyeberangi kali yang kering serta beberapa pohon cemara. hamparan savana luar biasa indahnya. Padang ilalang pun sekali-kali menjadi objek bidikan mata dan kamera kami. sejauh mata memandang hamparan rumput nan hijau memainkan retina mata kami...indah dan indah......
POS TNGR
Pos 1
Pos ini terletak di sebelah kiri jalan agak menjorok kedalam yang di apit bukit dan didepannya terdapat jembatan diatas sungai kering. Di pos ini terdapat sumber mata air dan sebuah toilet yang merupakan hasil sumbangan dari sebuah LSM asal New Zealand.
Pos 2
Kita akan bertemu sebuah persimpangan jalan yang memisahkan jalur ke bukit penyesalan (kanan) dan ke bukit penyiksaan/penderitaan (kiri). Saat ini jalur yang sering dipakai adalah bukit penyiksaan, karena jalur bukit penyesalan jembatannya sudah hancur dan jalan setapaknya sudah tidak begitu jelas.
pukul 19.00 : Tiba di Pos III / Pos Pada Balong (1.807 mdpl).
Pos Pada Balong (08°22' 10,5" LS 116° 23' 57,1" BT) terletak persis dipinggir aliran lahar/sungai kering, pada ketinggian 1800m dpl. Sebelum mencapai pos ini kita akan bertemu sebuah persimpangan jalan yang memisahkan jalur ke bukit penyesalan (kanan) dan ke jalur penderitaan (kiri). Saat ini jalur yang sering dipakai adalah jalur penderitaan, sedangkan jalur bukit penyesalan sendiri jembatannya sudah runtuh dan jalan setapaknya sudah tidak begitu jelas. Kondisi Pos III ini masih sangat bagus dibanding dua pos sebelumnya. Dari pos ini menuju Plawangan kita akan dihadapkan dengan tanjakan bukit sembilan. Karena kita memang melewati sembilan bukit sebelum sampai di gigiran punggungan yang kemudian belok kiri menuju ke Plawangan.
Di pos III inilah kami ngecamp, istirahat mengumpulkan energi untuk perjalanan esok hari menuju pelawangan sembalun.
POS III dan lokasi camp hari pertama
Keindahan padang savana sembalun
Perjalanan hari kedua kami lanjutkan menuju plawangan sembalun (2.708 mdpl). Plawangan sembalun adalah pos terakhir sebelum menuju puncak Rinjani. Disini terdapat hamparan yang cukup luas untuk ngecamp dan masih tersedia sumber air. Dari sini jika cuaca cerah Danau Sagara Anak dan gunung Baru Jari (2.376 mdpl). akan terlihat. Warning : Hati-hati terhadap monyet didaerah ini, mereka sangat agresif untuk merebut makanan setiap pendaki yang lengah.
Perjuangan menempuh plawangan terasa begitu berat. hamparan bukit yang tak ada habisnya harus kami lalui. Dari kejauhan kita seperti akan menemui hamparan daratan, tetapi setelah di dekati malah kita dihadapkan pada tanjakan yang lebih menyiksa. Maka tak heran hamparan bukit di sini disebut bukit penyiksaaan dan bukit penyesalan. "Perjuangan tak kenal kata henti', kata-kata tepat mewakili usaha melewati bukit penyesalan dan penyiksaan.
bukit penyiksaan dan penyesalan yang sangat panjang
Plawangan
Plawangan
Plawangan (08°23' 36,1" LS 116° 26' 26,4" BT) sendiri merupakan sebuah dataran yang cukup luas untuk beberapa tenda yang terletak diatas gigiran punggungan yang menyatukan dengan pungungan menuju puncak serta berada pada ketinggian 2639m dpl. Dari sini terlihat jelas Segara anakan dan gunung baru. Disini terdapat sebuah toilet, dan juga sebuah sumber air yang berupa pancuran. Puncak Rinjani terlihat kelas dari sini. Hati-hati terhadap monyet didaerah ini mereka sangat agresif untuk merebut makanan setiap pendaki yang lengah.
kami sampai di plawangan sekitar pukul 15.00. disini kami mengabiskan malam kedua kami. Persiapan energi dan batin menuju puncak Rinjani.
sesaat sampai di Plawangan
menikmati awan dan sunset di Plawangan
Perjalanan Menuju Puncak.
Pukul 14.00 tim bekap berkumpul, persiapan dan berdoa bersama semoga sukses summit. Setelah itu satu-persatu kami melanjutkan perjuangan untuk menuju puncak rinjani. Dingin brrrrrr jelas..jam 2 pagi bo.... Gemersik angin yang kecepatannnya mulai bertambah terasa begitu kencang ditelinga. Tapi demi sunrise di puncak rinjani kami melawan dingin dan menepis segala keraguan di hati.
Sunrise di puncak Rinjani
Ketemu dheva dan mitos dalam perjalanan muncak
Perjalanan dari Plawangan kepuncak mulai dihadapkan pada tanjakan-tanjankan yang curam dan berdebu sampai pada batas gigiran puncak kemudian berbelok kekiri mengikuti gigiran puncak yang berpasir lembut membuat sulit untuk melangkah. yaps jalurnya seperti huruf S menyisiri tanah tipis. ke kanan danau sagara anak dan kekiri seperti perkampugan. Mendekati puncak tanjakan cukup terjal dan berpasir halus. Pemandangan di sekitar puncak kita dapat melihat sayup-sayup dari arah timur ada gunung Tambora serta kepulaan Sumbawa, sebelah barat terlihat Gunung Agung di bali serta pelabuhan Lembar dan juga kearah bawahnya ada segara anakan beserta Gunung Baru Jari, sebelah utara kearah bawah kita bisa melihat kawah gunung Rinjani yang sudah tidak aktif lagi. Pemandangan yang sempurna..keindahan tersedia ke semua arah.
Di kesunyian inilah terasa kebesaran Tuhan: Langit yang hitam pekat bertabur bintang dan bulan berkilauan diatas, seperti hendak naik tangga menuju langit, rasanya begitu dekat dan tinggal petik saja. Dibawah terlihat sinar kehidupan di Kota mataram dan warna laut yang bercahaya siraman sinar bulan. Dalam hati berdoa dan memuji Tuhan, betapa besar kuasaNYA. Puncak sudah terlihat diujung sana...dalam hitungan langkah semuanya ku gapai..antara percaya dan tak percaya
Pasir dan batuan menuju puncak rinjani
Rasanya ingin menyerah, lama berjalan, dengkul serasa sudah lepas, puncak belum juga terinjak..tapi begitu banyak orang menyemangitiku, "ayo...ayo..puncak sebentar lagi....". Pukul 07.00 wita akupun sampai dipuncak itu.....dengan napas tersenggal-senggal aku bersujud dipuncak itu bersama selembar bendera merah putih. Apa yang kita dapatkan memang akan sesuai dengan apa yang kita usahakan . untuk mencapai keindahan ini memang banyak hal yang harus dikorbankan, banyak perjuangan yang harus di lakukan tapi pengalaman ini tak akan terlupa..love u Rinjani. suatu saat nanti jika Allah mengizinkan aku mempunyai keturunan maka di salah satu nama anakku akan kumasukkan kata-kata Rinjani..see u again Rinjani