Gresik United In Future, Good Suggestion for You


Selesai mengikuti workshop di jalan Pal merah, aku melanjutkan perjalanan ke Museum Bank Mandiri di Kota. Kebetulan di museum ini sedang berlangsung rangkaian acara World Book Day. Dari acara workshop aku berhasil mengajak dua orang peserta lain untuk mengikuti acara ini. Dapat teman baru yang asyik menurutku, yaitu mba siti dan mba mimin. Sempat sharing-sharing juga ama mereka maklum mba siti tercatat sebagai mahasiswa sastra yang tentu punya ilmu banyak tentang dunia sastra dan penulisan. Dan tak hanya itu mba siti dan mba mimin juga tergabung dalam satu komunitas sastra yang menurutku di Indonesia sangat terkenal.yah sambil menyelam minur airlah. he...dasar nga mau rugi.

Cerita aneh terjadi, kami berdebat dulu dengan pihak security museum Bank Mandiri. Mereka tidak memperbolehkan kami masuk dengan alasan museum telah ditutup pukul 16.00. Lho kan rangkaian acara workshopnya kan jam 21.00 dan kami memperlihatkan jadwal acara yang telah dibuat panitia, bagian acara yang ingin kami ikuti baru dimulai pukul 17.00 WIB. Sibapak dengan keras mengatakan tidak boleh masuk. setelah lama berdebat teman ku mba siti menyebutkan satu nama komunitas, aneh...bin ajaib setelah mendengar nama komunitas itu kami diperbolehkan masuk. he.....nga nyangka juga akhirnya bisa masuk ke dalam museum itu. "Bapak, Bapak....kenapa nga dari tadi pak".



Tentang World Book Day (sumber Buku Acara WBD Indonesia 2009, Membaca Untuk Cinta)
Pada awalnya sebagian dari perayaan Saint George di wilayah Katalonia sejak abad pertengahan para pria memberikan mawar pada kekasihnya, namun sejak tahun 1923 para pedangang buku mempengaruhi tradisi ini untuk menghormati Miguel De Cerventes, seorang pengarang yang meninggal dunia pada tanggal 23 April, sehingga sejak tahuan 1925 para perempuan memberikan sebuah buku sebagai pengganti mawar yang diterimanya. Pada masa itu lebih dari 400.000 buku terjual dan ditukarkan dengan 4 juta mawar.

Pada tahun 1995, Konferenesi umum UNESCO di Paris memutuskan tanggal 23 April sebagai World Book Day yang merupakan penghargaan pada Shakespeare, cervantes,Inca Garcilaso de La Vega dan Josep Pla yang meninggal dunia pada tanggal itu dan juga merupakan tanggal kelahiran Maurice Druon, Vladimir Nabokov, Manuel Mejia Vallejo dan Halldor Laxness. Walaupun pada kasus Shakespeare dan Carvantes ada sedikit perbedaan karena masing-masing meninggal dhitung dengan sistem kalender yang berbeda dimana masa itu Inggris masih menggunakan kalender Julian sedangkan Katalonia mempergunakan sistem Kalender Gregorian.Ayo dukung.......!!!!!!!!!!!!!!!

Perayaan World Book Day di Indonesia dimulai sejak tahun 2006. Perayaan yang digagas oleh Forum Indonesia Membaca merupakan bentuk penghargaan dan kemitraan antara pengarang, penerbit, distributor, organisasi perbukuan serta komunitas-komunitas yang semuanya bekerjasama mempromosikan buku dan literasi sebagai bentuk pengayaan diri dan meningkatkan nilai sosial budaya kemanusiaan.

Secara umum tujuan diselenggarakannya World Book Day sebagai sebuah perhelatan dunia adalah untuk menyemangati masyarakat terutama kalangan anak-anak untuk mengeksplorasi manfaat dan kesenangan yang bisa didapat dari buku dan membaca.

Tahun ini kegiatan di dunia literasi dicoba untuk dihubungkan menjadi perayaan dalam jangka waktu cukup panjang dimana di awali pada Hari Buku Sedunia dan ditutup pada Hari Buku Nasional. Tepatnya dimulai tanggal 21 April 2009 dan berakhir pada tanggal 17 Mei 2009. Kegiatannya adalah: dimulai dengan konferenesi pers, pembukaan WBD Indonesia, Peluncuran library@Batavia, Pameran Karya Komunitas dan poster literasi,WBD goes to scholl, Minggu anak remaja dan sekolah, minggu keluarga, minggu pecinta buku dan minggu komunitas.

Acara ini juga dimeriahkan dengan stand dan pameran komunitas. Tercatat lebih kurang 60 komunitas ikut ambil bagian dalam acara ini. Masing-masing stand tentu menawarkan berbagai keunikan mereka.komunitas yang ada berasal dari berbagai latar belakang antara lain komunitas sastra, pencinta lingkungan, perpustakaan, pemberdayaan masyarakat dll.
Lagi ngisi buku tamu di salah satu stand komunitas, "Unik Ya?"


Ada satu stand yang sangat menggugah ku, yaitu stand Benjamin Mouth Painting. Di stand ini aku secara langsung bisa melihat bagaimama Benjamin melukis dengan mulutnya. Lukisan yang dihasilkannya patut diacungi jempol. Ya Allah...inilah pelajaran lain yang kudapat hari ini. Jangan pernah mengeluh... Jangan pernah berhenti berkarya karena sebuah keterbatasan.
Benjamin yang sedang melukis dengan mulutnya
Musikalisasi Puisi oleh salah satu komunitas sastra

Semangat...ayo semangat. Salut buat semua komunitas dan literasi yang mampu berbuat dan berkarya di atas segala keterbatasan. mampu memberi untuk orang lain dan dengan iklas memberdayakan lingkungan sekeliling mereka. Dari mereka aku belajar bahwa sesungguhnya apa yang kita miliki adalah apa yang telah kita berikan kepada orang lain. Semoga akan tumbuh literasi-literasi lokal lainnya. amin......

Buat eza, wah mungkin ini perjalanan terakhir kita sebelum lo berangkat ke Thailand...selamat menikmati keindahannya. Buat Mba Mimin dan mba siti. moga kita nanti bisa ketemu di acara ODE KAMPUNG 4 (pertemuan sastrawan seluruh Indonesia di Banten)......
selebihnya ayo menulis dan membaca...........................................