Korupsi, siapa yang tak kenal kata ini. Satu kata yang telah mengantarkan bangsa Indonesia pada keporakporandaan,kemiskinan bahkan sampai pada titik nadirnya.Telah meracuni penghuni negeri ini, mulai dari tingkat pemerintahan terkecil sampai level tertinggi, dengan "omset korupsi" dari ratusan ribu sampai triliuanan rupiah. Korupsi seperti sudah menjadi budaya bangsa ini, mengakar begitu dalam. Seperti benang kusut yang sulit diurai, tak tau mulai mengurainya dari mana. Tapi benarkah korupsi adalah budaya bangsa kita??. Benarkah ia warisan nenek moyang kita??
Lalu masih adakah secercah harapan untuk bangsa ini keluar dari lilitan "budaya" korupsi yang begitu kuat?
Meski banyak orang yang berfikir bahwa ini terlalu susah tapi di Indonesia ini ternyata masih ada segelintir orang yang percaya akan ada secercah cahaya, cahaya dari sebatang lilin yang akan terus menyebar dan akhirnya akan menerangi indonesia ini kembali. orang-orang yang pesimis dengan pemberantasan korupsi di negeri pertiwi ini mangatakan korupsi adalah budaya bangsa. Tapi jika kita simak sejarah bangsa dan perjalanan nenek moyang bangsa ini maka kita akan menemukan jawaban korupsi bukanlah budaya bangsa kita. Bahkan pada zaman kerajaan majapahit, hukum tentang korupsi ini sangat tegas dan keras.
Tapi dalam perjalanannya komisi ini dihadapkan pada berbagai persoalan internal. semoga komisi ini segera bangkit dengan pemimpin barunya (masih dalam proses red). oh ya info baru yang tau, ternyata lembaga pemberantasan korupsi tidak hanya ada di Indonesia, hampir seluruh negara punya lembaga yang satu ini tentu dengan nama dan cara kerja yang berbeda pula.
Kehadiran KPK ternyata tak cukup. Menurut Pak Rey Akbar seorang psikologi agama yang konsen membahas seluk beluk korupsi, bahkan dia telah mengorbakan waktunya lebih dari sepuluh tahun untuk mempelajari korupsi ini, mengatakan " Korupsi adalah masalah jiwa bukan masalah yang lain, Maka untuk memberantasnya harus secara kejiwaan, dan pendekatan yang paling akurat adalah pendekatan agama"
Menyadari hal ini, kementrian pertanian Indonesia mengadakan PEMBINAAN METODE THD UNTUK MEWUJUDKAN WILAYAH BEBAS KORUPSI(WBK), yang diselenggarakan oleh inspektoral jenderal dengan peserta seluruh PNS dilingkungan kementrian pertanian. dan alhamdulilah aku berkesempatan mengikuti pembinaan ini, masuk dalam angkatan ke XI, yang diselenggarakan tiga hari tanggal 28-30 Juni 2010 di International IPB Convention Center Bogor. angkatan ke XI ini diikuti oleh sekitar 500 orang dari satuan kerja kementrian pertanian seluruh Indonesia. tak hanya itu juga ada beberapa peserta dari kementrian lain sepertui kelautan, depkes dan pemda provinsi. data dari inspektorat jenderal menyatakan sampai angkatan ke XI ini sudah 7000 orang PNS dilingkungan kementrian pertanian mengikuti pembinaan ini.
angkatan ke XI
silaturrahmi peserta dengan panitia dan pejabat deptan
kebersamaan
TIM dari Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan beberapa inspektur khusus dan nara sumber
Acara ini dikemas sangat menarik.Pseserta mendapatkan nilai dan pelajaran yang berbeda. Tak hanya sebatas materi. banyak simulasi, banyak games, keceriaan senam WBK, yel-yel, salam WBK dan tak kalah menariknya adalah pertunjukan dari panitia, tari saman (aceh) dan berbagai parodi. Pembicara dan narasumbernya pun berasal dari berbagai kalangan, bapak Dr. Rey Akbar psikologi agama, Bapak Dr. Mulyanto, itjen kementan, perwakilan KPK, trainer, cendekiawan bahkan pada acara ini pun hadir seorang yang pernah terjerat kasus korupsi dan pernah merasakan hidup bertahun-tahun dalam jeruji besi penjara. Tiga hari full membahas korupsi mulai dari sejarahnya, latar belakangnya, kejiwaan, akibatnya secara kejiwaan dan kebangsaan, mempelajari keteladahan hidup tokoh-tokoh anti korupsi dunia, tokoh-tokoh anti korupsi indonesia, pembahasan tentang bagaimana beberapa bangsa keluar dari cekaman korupsi, tentang secercah harapan bahwa bangsa ini akan keluar dari balutan korupsi dan terakhir tentu tentang metode THD yang diharapkan menjadi jawaban terbaik bangsa ini keluar dari cekaman korupsi ini.
berbagi kisah dengan seorang pejabat yang pernah dijerat kasus koruspi
Tentang renumerasi
seorang perwakilan dari KPK yang hadir sebagai pembicara pada acara ini mengatakan mengapa perlunya renumerasi di beberapa kementrian terutama kementrian yang menangi masalah keuangan dan kepentingan lain yang sangat vital. seperti kita kerahui, Kemenkeu sudah mendapatkannya. walau akhirnya inipun tak menjamin. terbukti dengan mencuatnya kasus Gayus. Tapi data menyebutkan bahwa kerugian negara jauh sangat besar ketika renumerasi belum diterapkan dibandingkan sesudah renumerasi. ini pun membuktikan kebenaran perkataan pak Rey Akbar, bahwa korupsi adalah masalah jiwa, bukan masalah kesempatan. Jika dalam jiwanya sudah mengalir jiwa korupsi maka gaji seberapapun, kesempatan apapun dan hukum apapun tak akan berpengaruh. Hukum gantung (hukum mati ) di cina telah terbukti tidak membuat banyak orang untuk tidak korupsi.
Metode THD (Tafakkur, Hisab dan Dzikir)
inilah metode yang diprakasai dan dilaksanakan oleh itjen kementan untuk memperbaiki kejiwaan abdi negaranya. Agama disadari menjadi jalan terbaik untuk kembali memperbaiki jiwa manusia yang telah diracuni oleh wabah ini. THD adalah metode yang dikembangankan dengan pendekatan ajaran Islam. Tapi kegiatan ini pun diikuti oleh teman-teman yang beragama lain. Karena secara filosofi THD adalah ajaran Islam, tetapi secara subtansi ia adalah ajaran semua agama.
Parodi Lilin , Tikus dan kucing.
Parodi yang dibawakan panitia ini mengambarkan tentang secercah cahaya yang akan memberantas korupsi. Mulanya menyala satu lilin lalucahaya lilin itu terus menyebar dan terus menyebar. akhirnya cahaya itu benar-benar telah menerangi. Dalam perjalanannya banyak tikus-tikus korupsi mencoba meniup dan mematikan lilin-lilin itu. (itulah alasan mengapa logo WBK adalah gambar tikus). disamping lilin itu terus menyala, ada kucing-kucing yang siap menangkap sang tikus.
pesan yang kutangkap dari parodi ini adalah jika satu jiwa telah bersih dari koruspi maka jiwa itu harus disampaikan ke yang lain, sehingga jiwa semua orang bisa terbebaskan. sementara kucing-kucing adalah cara pemberantasan korupsi secara hukum dan kenegaraan.
logo WBK
Parodi Lilin
Tikus-tikus yang tertangkap
kucing WBK
Nyanyian Cahaya WBK
oke......
seperti yel-yel THD," Korupsi No, WBK yes".