Gresik United In Future, Good Suggestion for You

PEMANASAN GLOBAL DAN PERUBAHAN IKLIM SEBAGAI SUATU FENOMENA ALAM ATAUKAH AKIBAT ULAH MANUSIA
(Oleh Okasatria Novyanto)
Terimakasih kepada : Medi Febianto, Sugih Tamtomo, M. tri Handoko, Wahyu Kurniawan, Ade Bagus Setiawan, Rachmad Fandy Wijaya.

Kita seringkali mendengar istilah Global Warming (Pemanasan Global), Climate Change (Perubahan Iklim), dll. Sampai-sampai istilah-istilah tadi itu sudah tidak asing lagi dikalangan Tukang Becak, Buruh Bangunan, Buruh Angkut Barang, Tukang Parkir, Pedagang Kaki lima di Pinggir Jalan, dll. Lha gimana tidak asing lagi, istilah-istilah itu sering mereka temukan manakala mereka sedang baca koran, mendegarkan radio ataupun menonton televisi. Yang jelas masih jarang Tukang Becak, Buruh bagunan dan Pedagang Kaki lima yang mengetahuinya dari Internet (He … he ..)-red.
Lantas dengan mempertimbangkan respon dari masyarakat tadi tentu akan timbul beberapa pertanyaan : ”Begitu gencarnyakah pemberitaan Media Massa?”, “Lantas apa dampaknya bagi masyarakat sampai-sampai Media Massa berulangkali memberitakan mengenai Pemanasan Global dan Perubahan Iklim?”. Secara sederhana Pemanasan Global itu dapat diartikan sama (identik) dengan kenaikan suhu Bumi. Hal ini terjadi karena konsentrasi Greenhouse gases yang menghalangi pantulan balik panas matahari keluar. Faktor pendukung dari “abnormality” ini dapat berasal dari :
1. Emisi pembakaran fossil fuel (minyak, gas dan batubara) untuk energi (industri, transportasi, listrik).

2. Perubahan tata guna lahan dan pembangunan konvensional.
Sehingga ja
ngan heran jika banyak pemberitaan di Media Massa tentang Banjir air Pasang, Daerah Pesisir Pantai yang tenggelam, Badai, Musim tidak teratur, dll. Itu semua merupakan salah satu dari dampak perubahan iklim

Dampak Negatip dari Perubahan Iklim
1. Mencairnya lapisan es terutama di Benua Antartika dan Benua Artika (Kutub Selatan dan Kutub Utara) yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
2. Peningkatan permukaan air laut akan menyebabkan tenggelamnya daerah pesisir dan pulau-pulau kecil.
3. Pergeseran musim. Sebagai ga
mbaran saja dapat dijelaskan sebagai berikut : Musim kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan dan meningkatnya potensi kebakaran hutan. Musim hujan akan berlangsung cepat dengan intensitas curah hujan yang tinggi sehingga mengakibatkan banjir dan tanah longsor.
4.Terjadinya krisis persediaan sumber bahan makanan akibat tingginya potensi gagal panen dan krisis air bersih.
5. Meluasnya penyebaran penyakit tropis (Malaria, Demam Berdarah dan Diare).
6. Hilangnya beranekaragam spesies flora dan fauna karena tidak dapat beradaptasi dengan perubahan suhu di bumi.
Negara Maju Vs Negara Berkembang

Seringkali Negara Maju menganggap bahwa Negara Berkembang-lah yang mempunyai kontribusi besar atas terjadinya perubahan iklim ini. Mulai dari pengelolaan hutan yang tidak profesional seperti : penyalahgunaan izin HPH, Pengalihan fungsi hutan lindung menjadi Hutan Tanaman Industri dengan tanpa mempertimbangkan dampak ekologis secara mendalam sampai pembuangan limbah-limbah Industri (zat berbahaya) ke sungai-sungai yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat serta dapat merusak ekosistem. Namun jika kita telaah lebih mendalam sudah benar-kah pendapat mereka?
Menurut hemat saya tidak selamanya benar. Sekedar informasi saja bahwa sejarah mencatat ketika dahulu Inggris mengawali Revolusi Industri ternyata polusi udara meningkat drastis. Langit dikota-kota Pusat Industri Inggris saat itu berwarna kecoklatan dan banyak burung-burung yang mati. Sebenarnya masih banyak lagi contoh yang menunjukan “raport merah” bahwa sebagai langkah permulaan untuk menjadi Negara Maju (Negara Industri) biasanya dampak negatip terhadap lingkungan itu diabaikan. Jadi sekarang sangat bergantung pada komitment kita sebagai Warga Negara Berkembang, “Apakah akan menggunakan Energi yang ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan Energi serta material yang sia-sia ataukah akan menggunakan Energi yang tepat guna dan menyebabkan degradasi lingkungan ?”
Gas-gas yang memberikan Dampak Negatip pada Pemanasan Global
Perjanjian Skala Internasional dalam rangka mengurangi dampak Pemanasan Global Yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi Perubahan Iklim Secara garis besar ada 2 hal yang perlu dilakukan, yakni : Langkah Adapatasi (penyesuaian) dan Mitigasi (Pencegahan).
Langkah Adaptasi

Adaptasi pada dasarnya merupakan suatu upaya menyesuaikan berbagai kegiatan terhadap perubahan iklim. Langkah Adaptasi bertujuan untuk meminimalisasi dampak yang telah terjadi, mengantisipasi resiko, sekaligus mengurangi biaya yang harus dikeluarkan akibat perubahan iklim. Yang perlu dilakukan dalam beradaptasi :

1. Memahami kondisi cuaca dan pergerakan angin sebelum beraktivitas, misalnya dalam melaut, berkendaraan, bepergian, dll.
2. Penyesuaian pola tanam yang mengikuti perubahan musim.
3. Tidak menggali tanah yang miring di lereng bukit atau gunung untuk mencegah longsor.
4. Bagi yang bertempat tinggal di dekat pantai, agar mewaspadai pasang air laut.
5. Membudayakan hidup bersih dan membiasakan membuang sampah pada tempatnya untuk mencegah terjadinya banjir akibat tersumbatnya Saluran Air.
6. Membuat kolam untuk menampung hujan dan membuat sumur resapan.

Langkah Mitigasi (Pencegahan)

Mitigasi pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk mengurangi efek rumah kaca sehingga dapat memperlambat laju pemanasan global. Yang perlu dilakukan dalam bermitigasi :
1. Membudayakan gemar menanam pohon dan menggunakan tanaman hidup sebagai pagar rumah.
2. Penebangan pohon harus diikuti dengan penanaman kembali bibit pohon yang sama dalam jumlah yang lebih banyak.

3. Hindari membakar sampah dan jangan membuka lahan dengan membakar.

4. Hemat energi seperti mematikan
lampu dan peralatan listrik jika tidak diperlukan, menggunakan lampu hemat energi, dan tidak membiarkan pintu kulkas terbuka terlalu lama.

5. Menggunakan kertas didua sisi, mendaur ulang kertas, dan menggunakan barang-barang daur ulang.

6. Membawa tas belanja sendiri untuk menghindari penggunaan kantong plastik.

7. Hindari penggunaan lift atau eskalator untuk naik maupun turun paling tidak untuk 2 tingkat. Biasakan menggunakan tangga agar lebih sehat dan hemat listrik (untuk di kantor dan fasilitas umum).

8. Merancang suatu konstruksi bangunan dengan sirkulasi udara dan pencahayaan yang alami, sehingga meminimalkan penggunaan AC dan penerangan listrik.
9. Mengganti chiller (sejenis alat yang digerakan dengan tenaga listrik yang berfungsi untuk mendinginkan suhu air sesuai dengan yang diinginkan) dengan refrigerant non CFC sehingga dapat menghemat energi sekitar 35%.
10. Rawatlah mesin secara berkala agar emisi gas buang kendaraan baik.

11. Tidak melebihi kapasitas penumpang kendaraan Anda.

12. Membeli produk-produk lokal untuk mengurangi transportasi barang-barang impor.

13. Periksalah tekanan ban Anda secara teratur. Tekanan ban yang akurat dapat menghemat bahan bakar minyak.
14. Istirahatkan kendaraan Anda dua hari seminggu.

15. Bagi industri selalu memantau emisi gas buang limbahnya

16. Usahakan menggunakan transportasi umum dan kendaraan yang berbahan bakar ramah lingkungan seperti gas dan biodiesel.
Kesimpulan
Inti dari pembicaraan kita diatas adalah sebagai berikut :
1. Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan gas-gas rumah kaca (GRK) di Lapisan Udara (troposfer) yang menyebabkan terperangkapnya radiasi gelombang panjang (berupa gelombang inframerah) hasil radiasi balik permukaan bumi setelah permukaan tersebut menerima radiasi matahari.

2. Kenaikan konsentrasi gas rumah kaca yang berlebihan menyebabkan perubahan iklim.

3. Pemanasan Global menyebabkan Perubahan Iklim.

Climate Change will no longer be a primarily environmental concern. It has become a matter of strategic consequence, a core political issue for every government on Earth
Ban Ki-Moon
United Nations Secretary General Climate Action, December 2007 p. 19