Gresik United In Future, Good Suggestion for You




Begitu banyak dokter spesialis andrologi, tapi tidak banyak yang tampil di ruang publik. Dokter Susanto Suryaatmadja MS SpAnd tergolong dari sedikit androlog yang konsisten memberikan pendidikan seks baik melalui televisi, radio, maupun surat kabar di Surabaya.

Oleh LAMBERTUS HUREK


SEBAGAI konsultan seks di televisi, dr Susanto Suryaatmadja pintar mencairkan suasana dengan stok humornya yang menggelitik. Tentu saja, joke-joke segar seputar seks dan genitalia. Usai mengisi acara di SBO TV, Graha Pena Lantai 21 Surabaya, pekan lalu, tengah malam, dr Susanto Suryaatmadja MS SpAnd bersedia melayani wawancara khusus dengan Radar Surabaya di ruang redaksi Radar Surabaya.

Berikut petikannya:

Sudah berapa lama Anda menjadi konsultan seks di televisi?

Sudah delapan tahun. Di JTV lima tahun, kemudian di SBO ini tiga tahun. Dulu, sekitar 20 tahun lalu, saya juga jadi pengasuh konsultasi seks di surat kabar. Itu tahun 1990-an, zaman pertama kali saya masuk radio, membahas berbagai persoalan seks di antara suami-istri secara terbuka.

Mengapa Anda begitu antusias bicara seks secara terbuka?

Karena seks itu memang menyenangkan. Hubungan seks antara suami dan istri itu nikmat. Alat nomor satu, yang utama, untuk mempersatukan suami dan istri adalah seks. Keluarga yang seksnya bagus tidak akan goyah. Dia tidak perlu selingkuh dan sebagainya. Nah, kalau keluarga-keluarga kuat, maka otomatis negara juga bakal menjadi lebih kuat.

Di televisi, Anda sering melontarkan joke-joke yang lucu tentang seks. Tidak khawatir dianggap porno?

Saya dari dulu sih nekat aja. Dimarahin sama atasan, kepala bagian, ya, saya tenang aja. Hehehe.... Lha, kalau yang begitu-begitu dianggap porno, tabu, kapan kita mau maju? Seorang Cristian Gonzales (bintang sepakbola andalan timnas, Red) bisa menjadi pemain yang hebat karena latihan. Latihan, latihan dan latihan. Kalau orang tidak mau mengerti, tidak mau belajar ilmu tentang seks, bagaimana dia bisa orgasme? Wong ilmunya dia tidak mengerti sama sekali. Jadi, saya justru membantu para pemirsa agar memiliki pengetahuan tentang seks. Dan itu penting.

Bagaimana kalau banyolan Anda dinilai vulgar?

Orang yang iri hati itu sih sudah biasa. Di dunia mana pun juga begitu. Sesama bus kota tidak boleh saling mendahului. Hehehe.... Dalam hidup itu memang selalu ada kompetisi. Dan selama kompetisi itu berlangsung dengan jujur, sehat, dan terbuka, monggo. Tapi kalau mulai pakai character assasination, nanti kan ada hukum karmanya sendiri. Saya sih tenang-tenang saja.

Selama ini masalah apa saja yang paling sering ditanyakan?

Banyak. Antara lain, wanita tidak pernah orgasme, sulit orgasme. Banyak laki-laki yang mengeluh karena penisnya terlalu kecil. Kemudian, mati di tengah (ereksi berhenti di tengah jalan). Sukar ereksi. Ejakulasi dini.

Dan Anda bisa memberikan solusi?

Tentu. Sekarang ini semua bisa diselesaikan karena ilmu pengetahuan yang berkembang sudah sangat komprehensif. Intinya cuma vitamin K, kemauan, yang berakhir dengan vitamin D, duit. Biasanya, orang kita itu karena eman duit dan vitamin K-nya gak kuat. Susah! Istilahnya, kalau mau enak, ya, harus berkorban.

Artinya, solusi masalah seksual ini membutuhkan uang banyak?

Begini. Kalau mau tahu sebab-musababnya, ya, kita harus periksa darah dong. Misalnya, orang yang kegemukan (obesitas) harus periksa darah untuk melihat hormonnya. Kalau tidak periksa darah, bagaimana caranya kita tahu? Dan itu jelas membutuhkan ‘vitamin D’ (duit). Kalau nggak begitu, nanti bimsalabim, larinya ke dukun, pengobatan alternatif. Tiga puluh pasien obatnya sama semua. Yang benar saja! Setiap orang itu problemnya kan sendiri-sendiri.

Anda juga sering mengungkapkan bahwa sebagian besar wanita tidak pernah orgasme?

Memang. Dan persentasenya sangat besar, 70 persen.

Apa penyebabnya?

Macam-macam. Bisa posisi yang salah, suaminya ejakulasi dini atau disfungsi ereksi. Kemudian, masih ada anggapan bahwa seks itu tabu, kotor. Ada juga istri yang takut hamil, tapi nggak mau ikut KB. Kemudian ketidaktahuan atau ignoransi. Sangat banyak faktor yang kemungkinan jadi penyebab wanita tidak bisa orgasme. Dan itu berbeda-beda antara satu individu dengan individu lain. Nggak bisa digeneralisasi.

Kemudian Anda juga selalu mengkritik KB dengan metode suntik tiga bulan. Mengapa?

KB suntik tiga bulan itu sangat mengganggu sekali. Gairah seks istri sangat terganggu. Hormon terganggu, orangnya jadi gemuk. Memang murah, tapi tidak berkualitas. Suntik yang satu bulanan masih lumayan. Tapi yang bagus itu pil.

Tapi mengapa metode suntik tiga bulan masih dibiarkan?

Silakan tanya ke pemerintah. Saya berani ngomong di mana-mana karena memang suntik tiga bulan itu sangat mengganggu. Dan selama bertahun-tahun saya menerima keluhan dari begitu banyak wanita. Saya kan tidak boleh menutup-nutupi. Kalau jelek, saya katakan jelek.

Menurut Anda, perlukah pendidikan seks di sekolah-sekolah?

Sangat perlu. Dan itu harus dimulai sejak SD, SMP, SMA, sampai universitas. Paling tidak bisa diawali dari SMA dan universitas. Kalau anak SMA tidak tahu seks, nanti browsing-browsing carinya bukan seks, tapi pornografi. Seks itu sangat berbeda dengan pornografi. Pornografi itu segala sesuatu yang menyebabkan seseorang terangsang. Seks itu bukan untuk merangsang. (*)

BIODATA SINGKAT

Nama resmi : dr Susanto Suryaatmadja MS SpAnd
Nama Tionghoa: So Hong Tie
Lahir : Surabaya, 23 Agustus 1954
Istri : Yulieta Setya Dharma
Anak : Raymond, Stacy, Lindsay
Hobi : Olahraga, kegiatan sosial
Profesi : Dokter spesialis andrologi
Instansi : RSU dr Soetomo dan RS Adi Husada

Pendidikan :
Fakultas Kedokteran Undip Semarang (S-1)
FK Unair (S-2), Ilmu Reproduksi
FK Unair, Spesialis Kemandulan dan Seksual

Pengalaman
Puskesmas Perinduan Sumenep, Madura, 1982-1990
Konsultan Seks di Berbagai Media Massa


Berantas Kudis di Pelosok Madura

SUSANTO Suryaatmadja mengaku terpanggil menjadi dokter karena tak kuat menahan sakit waktu kecil. Sakit itu benar-benar tidak enak. Susah. Syukurlah, di tengah ‘kesakitan’ itu, ada dokter yang datang menolong. Sakit pun sembuh.

Karena itu, ketika sudah berhasil meraih cita-cita sebagai dokter, Susanto Suryaatmaja dikenal sebagai dokter spesialis yang punya empat besar pada sesama. Dia terenyuh melihat banyak pasien yang datang dalam keadaan sangat gawat. Nyawa mereka sudah di ujung tanduk. Susanto pun turun tangan, menolong.

Si pasien pun selamat. “Saya tidak sampai hati melihat mereka,” terang lelaki yang rajin berolah raga pagi itu. Kalau sudah menghadapi pasien-pasien kelas gawat macam itu, Susanto mengaku tak pernah berpikir soal uang. “Saya tidak sampai hati melihat mereka.”

Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, pada 1982 sampai 1990 Susanto ditugaskan di Puskesmas Perinduan Sumenep, Madura. Ini benar-benar sebuah pengabdian. Saat itu kawasan pelosok Sumenep masih terisolasi, belum ada Jembatan Suramadu, infrastruktur masih sangat minim. “Saya punya banyak kenangan di Madura yang sulit dilupakan,” kata ayah tiga anak ini.

Walau bukan muslim, Susanto menjalin hubungan baik dengan para kiai di Sumenep. Salah satunya dengan kiai-kiai di Pondok Pesantren Al Amin pimpinan KH Jauhari. Setelah berkunjung ke pesantren tersebut, Susanto melihat banyak santri yang menderita penyakit kulit, sejenis kudis. Mengapa demikian?

Setelah diperiksa, ternyata pesantren itu tidak punya fasilitas air bersih. Sehingga, penyakit kulit akibat jamur nakal tersebut cepat terjangkit. Susanto, yang kebetulan punya teman yang bekerja di organisasi kesehatan sedunia (WHO) diminta mengupayakan air bersih. Dipasanglah pipa sepanjang puluhan kilometer menuju Ponpes Al Amin.

Akhirnya, pipa air bersih bantuan WHO bisa diwujudkan. Para santri yang mondok bisa menikmati fasilitas air bersih. Sehingga, tak berapa lama kemudian, penyakit kulit dapat diatasi. “Saya bisa berbahasa Madura karena memang sempat bertugas cukup lama di sana,” ujar dokter yang kerap bercanda dengan menyelipkan kata-kata Madura itu.

Di sela kesibukannya, Susanto juga menyempatkan diri berkumpul dengan teman-temannya untuk merancang kegiatan bakti sosial. Salah satu rencananya adalah membuka klinik pengobatan untuk keluarga miskin di Jalan Gembili Surabaya. “Saya ingin agar klinik ini bisa tepat sasaran. Jadi, mereka yang menikmati layanan kesehatan benar-benar keluarga tidak mampu.”

Selama ini, dua kali sebulan, Susanto mengikuti sejumlah baksos yang diadakan yayasan sosial di Surabaya. Semua baksos dan kepeduliannya terhadap wong cilik itu tak lepas dari pengalamannya sebagai dokter Puskesmas di pelosok Madura. (*)