Pura Pengerebongan, Petilan, Kesiman
Redite Medangsia
(
"Upacara Piodalan Paling Megah Sepanjang Masa
PENDAHULUAN
(Foto: Made Wijaya)
Pengerobongan adalah upacara piodalan pura yang paling terkenal di Denpasar. Para pemedek dari seluruh wilayah Denpasar, Barong dari Sanur dan wisatawan dari seluruh penjuru dunia menyatu pada perhelatan akbar dengan ciri khasnya, yakni prosesi kerauhan dan tajen (sabung ayam) terbesar yang ada di Bali.
TIM BALI LUWIH / WIJAYA BLOG
( foto oleh Made Wijaya dan Dewa Junior )
Pukul 16.00
Wartawan Bali Luwih siap terjun ke
Baron William Van Der Wall Bake ( Seksi Humas ),I Bebek ( Pengandek Ni Limbur Bunglun ), Dewa Junior ( Seksi Dokumentasi ).
Pukul 16.30 wita : Di Dalem
Memasuki pura bersama pengiring Ratu Lanang Singgi ( Barong Singgi ), pemedek sangat ramai dan terdapat banyak Barong dan Rangda
Pukul 17.00 wita : Di Dalem
Sekelompok pemangku yang dikelilingi Topeng Rangda berdoa di tengah-tengah kepulan asap kayu cendana di antara tatapan dua Barong yang berdiri di dekatnya. Sekelompok anak-anak bertelanjang dada dan sekehe (para pengring) Barong Tohpati, melompat ke dalam kerumunan mereka yang kerauhan. Pada saat yang sama butha kala dan bethara-bethari menari-nari di sekitar pura, sementara sekelompok pria melantunkan kidung. Seorang pemangku bangkit di antara mereka sambil memercikkan tirta (air suci).
------------------------------------------------------------------------------------------------
Tiba-tiba sebuah teriakan yang memekikkan telinga memecah kesunyian di dalam pura ketika sekitar lima puluh laki-laki secara bersamaan mengalami kerauhan. Sebuah keris dikeluarkan dan diacungkan ke atas diantara kerumunan pemedek yang sangat riuh, saat pakaian seluruh pria yang mengalami kerauhan dilucuti. Bersama Barong dan Randa, mereka dituntun menapaki tangga pura dan keluar menuju jaba Pura, dunia para butha kala, kemudian mengitari Wantilan sebanyak tiga kali. Pada saat bersamaan, tari keris Ngurak disajikan dengan diiringi lantunan gamelan – keris dibengkokkan oleh kekuatan yang sangat besar yang menguasai si penari.
------------------------------------------------------------------------------------------------
Pukul 17.15 wita : di Dalem
Semua yang mengalami kerauhan menuju ke Jaba untuk mengitari Bale Wantilan tiga kali sambil ngurek
Pukul 17.30 : di Dalem
Para Sadeg yang berseragam prajurit Majapahit yang merupakan keturunan prajurit Poleng Kesiman melakukan persembahyangan kemudian semua dalam keadaan kerauhan / kesurupan sambil menunggu para Gombrang dan para pemedek yang kesurupan masuk kembali ke Jeroan/ ke dalam Pura.
Sekelompok pemangku istri dan lanang dengan balutan ikat kepala bermotif poleng kotak-kotak dan mengenakan rompi hitam yang terbuat dari beludru dengan motif yang sangat cantik, mengambil alih bagian akhir dari seluruh prosesi, sambil membawa tongkat pendek yang dikibas-kibaskan, perisai (tameng) kayu yang dilukis, dan kain poleng panjang kotak-kotak yang menjuntai dari atas pundaknya.
— Made Wijaya, Sunday
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Peristiwa iring-iringan kembali ke jeroan merupakan peristiwa sangat indah sepanjang masa. Satu demi satu tubuh yang menggeliat yang berpengangan pada mereka yang berusaha menenangkan, masuk melalui gapura sempit dan langsung roboh – tangan jatuh dengan lunglai diikuti oleh teriakan-terikaan yang keras. Saat mereka kembali memasuki jeroan, mereka dengan segera ditenangkan kembali dengan basuhan air suci, kemudian digiring perlahan-lahan kembali ke dalam kerumunan. Barong dan Randa berjalan menyusuri tangga, menempati posisi kehormatan mereka di bale penyimpenan.
— Made Wijaya, Sunday
Para Sadeg duduk di Bale Piasan untuk menunggu masuknya para Gombrang dan pemedeknya.
------------------------------------------------------------------------------------------------
Pukul 18.10 wita : menuju Tangga Kuri Agung di Ajeng Pura
Para Sadeg mengantri keluar Pura untuk untuk menyaksikan para pemedek Petilan ngayah (sambil mengitari wantilan sebanyak tiga kali)
------------------------------------------------------------------------------------------------Pukul 18.20 wita : di tangga atas Kori Agung
Terlihat Para Sadeg dalam keadaan kerauhan kesurupan (dipegang oleh para pemedek) dalam posisi agung di tangga Kuri Agung menyaksikan para pengayah yang sedang ngurek ( menikam diri dengan keris). Peristiwa ini memperingati suatu peperangan jaman dulu di Kesiman.
Para pemangku yang mengenakan kain poleng kotak-kotak kemudian melakukan upacara singkat yang menggambarkan suatu pertempuran besar di masa lalu (pada masa pemerintahan Cokorda Sakti Kesiman). Menurut legenda, para pejuang yang mengenakan kain kotak-kotak, Poleng Kesiman, pernah beradu dalam pertempuran hingga isi perut mereka bergelantungan. Kain panjang yang dibawa pada prosesi ini merupakan simbolisasi dari isi perut dan ritual dari para pemangku yang mengenakan kain poleng kotak-kotak merupakan penghormatan kepada pejuang-pejuang Kesiman.
— Made Wijaya, Sunday
------------------------------------------------------------------------------------------------
Pukul 18.30 wita : di jaba Pura
Tabuh Rejang Dewa, para Sadeg dan para Mangku Istri menari rejang menghaturkan ayah.
Alunan gamelan lembut dari Legong Mat-Mat-an yang meyerupai Gambuh mengiringi para pemangku lanang dan istri menarikan tari Pendet, tari untuk menyambut para dewa – pemangku istri menangis setengah kerauhan memperagakan tarian singkat “nyayang ring susunan” yang mempresentasikan dengan pekerjaan-pekerjaan perempuan pada saat pertempuran berlangsung.
Seiring terbenamnya matahari, bethara-bethari pun undur perlahan-lahan dari pura dan kembali ke stananya.
— Made Wijaya, Sunday
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
INAN AENG
INAN AJUM
INAN AYU
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
INAN RATU AYU
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
NGELAH GEN GAE ANAK BALI
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
FINALIS : INAN KERAUHAN
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
FINALIS : BUSANA MAJAPAHIT
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
PEMENDAK TELADAN
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Foto oleh Made Wijaya)