Gresik United In Future, Good Suggestion for You

Bentuk Rumah Plastik

Rumah plastik atau disebut juga rumah kaca merupakan istilah yang sering digunakan untuk menyebut suatu bangunan yang ditutupi dengan bahan transparan, biasanya berupa kaca atau plastik guna mendapatkan cahaya secara alami untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Rumah plastik mempunyai iklim khas yang berbeda dengan lingkungan di luarnya. Di dalam rumah plastik memungkinkan untuk melakukan modifikasi iklim seperti penambahan panas, pendinginan, modifikasi kelembaban dan ataupun penambahan cahaya. Rumah plastik terdapat dalam berbagai macam bentuk.


Nelson (1981) memberikan beberapa contoh pemilihan bentuk rumah plastik sesuai dengan keadaan lokasi sebagai berikut:
1. Bentuk Lean-To
Yaitu rumah plastik yang dibangun jika berdampingan dengan bangunan yang ada.
2. Bentuk Even-Span
Yaitu rumah plastik yang kedua atapnya membentuk sudut tertentu dengan lebar dan tinggi yang sama. Bentuk ini cukup bagus untuk daerah tropis dilihat dari segi pemanfaatan cahaya matahari. Bentuk ini juga cukup baik untuk daerah musim dingin karena memudahkan salju berlalu dari atap rumah plastik.
3. Bentuk Uneven-Span
Yaitu bentuk rumah plastik dengan lebar atap yang tidak sama, ini digunakan pada lokasi dengan sudut kemiringan cukup besar. Tetapi jenis ini jarang digunakan kerena kendala dalam penerapan otomasisasi.
4. Bentuk Ridge and furrow.
Merupakan rangkaian dari beberapa rumah plastik tunggal. Diantara sambungan atap dibuat saluran yang berguna sebagai saluran pembuangan air hujan atau salju. Untuk darah musim dingin, dibawah saluran ini dibuat pipa pemanas untuk mencairkan salju yang terdapat dalam saluran sehingga bisa disalurkan atau dibuang. Bentuk ini memberikan keuntungan seperti efesiensi lahan dan memudahkan dalam otomasisasi.

Penggunaan rumah plastik di Indonesia mempunyai keterbatasan, terutama di dataran rendah. Efek rumah kaca dapat meningkatkan suhu di dalam rumah plastik yang akan memberikan lingkungan yang kurang cocok karena suhu terlalu tinggi disamping kelembaban tinggi. Sehingga pada umumnya rumah plastik yang ada di Indonesia ditujukan untuk perlindungan tanaman dari faktor-faktor lingkungan yang kurang cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, dan terhadap ganguan hama dan penyakit.

Cara perlindungan yang biasa dilakukan meliputi ketersediaan air, intensitas cahaya, suhu dan kelembaban dan suplai unsur hara. Untuk menyesuaikan dengan alam tropik basah, tipe-tipe atap berganda (doubel roof ) baik bangunan tunggal maupun ganda merupakan pilihan yang baik. Tipe-tipe ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi udara yang besar.

Dinding rumah plastik biasanya terbuat dari kassa atau screen dengan tingkat kejarangan 1mm x 1mm berwarna hijau. Dindingnya hanya menutupi 2/3 bagian bawah tiap sisi rumah plastik. Penutupan dinding yang hanya 2/3 ini dimaksudkan untuk mendapatkan sirkulasi udara dari lingkungan luar sehingga suhu di dalam rumah plastik tidak terlalu tinggi.



Betuk Rumah plastik di atas adalah bentuk rumah plastik yang banyak digunakan di Indonesia. Bentuknya umum disebut rumah plastik monitor yaitu rumah plastik dengan tipe atap berganda atau model rumah plastik piggi back. Sedangkan berdasarkan klasifiksi Nelson termasuk dalam bentuk even-span yaitu rumah plastik yang kedua atapnya membentuk sudut tertentu dengan lebar dan tinggi yang sama. Bentuk ini cukup bagus untuk daerah tropis dilihat dari segi pemanfaatan cahaya matahari. Bentuk ini juga cukup baik untuk daerah musim dingin karena memudahkan salju berlalu dari atap rumah plastik.

Perpindahan Energi di dalam Rumah Plastik
Sejumlah energi radiasi yang memasuki rumah plastik sebagian dipantulkan oleh bermacam-macam permukaan di dalam struktur bangunan dan dilakukan keluar menembus penutup. Sisanya akan diserap oleh tanaman, tanah, benda yang ada dalam rumah plastik. Energi akan dikeluarkan sebagai panas laten oleh transpirasi, hal tersebut memanasi udara rumah plastik oleh konduksi dan konveksi intrenal, atau hal itu diemisikan sebagai gelombang pendek, mengalami perubahan ketika diserap dan dikonversi menjadi bahang, dan suatu bagian dari yang ada saat itu adalah radiasi gelombang panjang yang terperangkap di dalam struktur tanaman. Kejadian terperangkapnya gelombang panjang di dalam rumah plastik, dan meningkat temperatur udara di dalam ruangan di kenal sebagai efek rumah kaca.



Gambar . Keseimbangan radiasi dan pemanasan pada rumah plastik (Tinus dam Donal, 1979)


Beberapa unsur lokasi yang perlu diperhatikan dalam pembangunan rumah plastik adalah
1.Luas Areal
Luas lahan hendaknya cukup besar untuk mengantisipasi perkembangan usaha dimasa yang akan datang. Untuk usaha komersial faktor ini sangat penting. Disamping itu perlu diperhitungkan juga lahan untuk bangunan penunjang usaha seperti jalan, gudang dan lain-lain.
2.Topografi
Lokasi pembangun rumah plastik harus sedatar mungkin untuk menekan biaya, karena jika dibangun pada lokasi yang miring maka diperlukan biaya tambahan untuk pembuatan rumah plastik bertingkat. Lokasi yang datar juga memudahkan dalam otomasisasi pada rangkai rumah plastik yang besar sekalipun. Lahan tersebut juga harus mempunyai sifat drainase yang baik.
3.Iklim
Iklim lokasi yang dipilih diperhitungkan berdasarkan kebutuhan tanaman yang akan diusahakan. Area yang seringkali berkabut atau bercuaca buruk umumnya kurang baik bagi kebanyakann tanaman. Tanamam yang menyukai intensitas cahaya yang tinggi akan lebih baik diusahakan di lokasi yang ketinggiannya cukup tinggi dengan intensitas cahaya yang baik. Adanya bukit atau barisan pepohonan yang berlaku sebagai penghalang, penting untuk area-area yang anginnya cukup kencang.
3.Ketersediaan air
Air adalah salah satu faktor utama yang sangat dibutuhkan tanamam. Karena itu dalam menentukan lokasi rumah plastik, ketersediaan air di lokasi yang dipilih baik kualitas maupun kuantitasnya harus cukup tersedia. Kontinuitas suplai air harus bisa mencukupi untuk jangka waktu yang panjang. Begitupun kualitas air yang tersedia harus diperiksa untuk menentukan kandungaan mineral dan mendekteksi unsur-unsur yang kurang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Mengetahui kandungan mineral cukup penting terutama untuk daerah-daerah dekat pantai dan muara sungai, biasanya mengandung ion sodium dan klorida yang kurang baik bagi tanaman.
4.Arah/orientasi
Arah/orientasi akan mempengaruhi penerimaan/transmisi cahaya. Transmisi cahaya dapat terhalangi oleh kerangka rumah plastik dan juga ditentukan oleh musim akibat perubahan sudut penyinaran matahari, terutama untuk daerah- daerah yang berada pada lintang tinggi.

Rumah plastik tunggal yang didirikan di daerah lintang di atas 400N sebaiknya dibangun dengan arah timur-barat sehingga pada saat musim dingin dengan sudut penyinaran matahari yang rendah, cahaya dapat diterima dengan cukup merata sepanjang areal tanaman. Di daerah dibawah lintang 400N rumah plastik tunggal seperti itu sebaiknya dibangun dengan arah utara-selatan karena sudut penyinaran matahari lebih tinggi. Untuk rumah plastik bersambung pada semua lintang sebaiknya dibangun dengan arah utara-selatan agar halangan transmisi cahaya oleh kerangka rumah plastik selalu berubah sesuai dengan sudut penyinaran matahari sepanjang hari. Sedangkan jika dibangun dengan arah timur-barat, halangan oleh kerangka ini tetap tidak berubah sehingga cukup merugikan bagi tanaman yang selalu terhalangi cahaya matahari.

Iklim Mikro dalam Rumah Plastik
Radiasi Surya
Radiasi surya merupakan sumber energi utama bagi makluk hidup terutama bagi tumbuhan. Berbagai proses fisiolologi tanaman seperti fotosintesis, pemanjangan batang, pembungaan dan pembentukan buah sangat dipengaruhi oleh radiasi surya.
Tiga sifat radiasi yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu:
1. Kualitas spektral, dalam hal ini adalah panjang gelombang atau warnanya.
2. Kerapatan fluks radiasi atau tingkat energi yang dikandung.
3. Durasi yaitu lama penyinaran.
Masing-masing sifat tersebut memberikan pengaruh yang khas terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Akan tetapi biasanya pengaruh ketiganya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman harus dilihat secara simultan.

Monteith (1975) mengemukakan bahwa radiasi surya yang sampai ke permukaan bumi dibedakan atas radiasi ultraviolet dengan panjang gelombang 0,25μm-0,4μm, cahaya tampak (0,4μm-0,7μm) dan infra merah (0,7μm-1μm). Secara lebih rinci Brooks (1959) dalam sunardi (1986) mengemukakan kegunaan berbagai spektrum radiasi surya.

Tabel 1. Pengaruh Berbagai Spektrum Radiasi Surya terhadap Tanaman.



Interaksi antara radiasi dengan tanaman dibagi atas tiga kategori, yaitu
1. Efek panas radiasi
Lebih dari 70% radiasi yang diserap oleh tanaman diubah menjadi panas dan digunakan sebagai energi untuk transpirasi.
2. Efek fotosintesis radiasi
Sekitar 28% energi radiasi digunakan untuk fotosintesis dan disimpan dalam bentuk energi kimia.
3. Efek morfologis radiasi
Komponen energi radiasi berperan sebagai regulator pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Fotosintesis sebagai salah satu proses utama dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh spektrum cahaya tampak dari energi radiasi yang dikenal sebagai PAR( Photosynthetic Actif Radiation) dengan kisaran panjang gelombang 0,4-0,7 μm. Pada proses fotosintesis energi dari spektrum merah dam biru paling efesien digunakan, dimana laju fotosintesis tertinggi dicapai pada kedua spektrum tersebut.

Laju fotosintesis pada kebanyakan tanaman meningkat dengan meningkatnya intensitas radiasi surya hingga tingkat tertentu. Apabila tanaman telah jenuh cahaya, proses fotosintesis akan terhenti. Intensitas radiasi yang terlalu tinggi menghambat pembentukan enzim yang mengubah gula menjadi pati dan terjadi akumulasi gula, sehingga laju fotosintesis menurun (Edmon et al.,1977). Tanaman melon membutuhkan intensitas cahaya lebih dari 4000 fc. Kondisi ini dapat ditemukan pada daerah pegunungan sekitar 300 meter dari permukaan laut.

Penyinaran cukup dengan intensitas radiasi tinggi sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman melon. Kondisi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif. Apabila intensitas radiasi surya terlalu rendah tanaman akan menunjukkan gejala etiolasi dan klorosis. Sebaliknya penyinaran berlebih hingga melampau batas kejenuhan cahaya dapat menghambat pertumbuhan bunga. Kekurangan sinar surya pada saat pematangan buah dapat menyebabkan rasa buah kurang manis.

Energi radiasi surya dalam lingkungan rumah plastik menciptakan kondisi iklim mikro yang khas yang berbeda dengan iklim mikro di luar bangunan rumah plastik. Kondisi ini tercipta kerena adanya energi surya yang diserap, dipantulkan, dan ditahan oleh struktur bangunan rumah plastik seperti kerangka, lantai dan terutama oleh atap penutup rumah plastik. Persentase energi radiasi bagi tanaman dalam rumah plastik berkurang karena atap plastik tidak dapat meneruskan semua radiasi datang. Dibanding dengan bahan penutup kaca, bahan plastik lebih banyak meneruskan radiasi gelombang panjang yang dipantulkan oleh permukaan tanah dan tanaman.


Suhu Udara
Suhu udara merupakan faktor pengontrol proses biologis dalam tanaman. Setiap tanaman dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu tertentu. Tanaman akan berhenti tumbuh apabila suhu udara turun di bawah nilai minimum atau naik melebihi nilai maksimum dari kisaran tersebut. Diantara kedua batas suhu tersebut terdapat suhu optimum. Pada suhu optimum inilah tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Suhu optimum bervariasi untuk setiap tanaman. Tanaman melon dapat tumbuh baik pada kisaran suhu 200 C dan 30 0C.

Berbagai proses dalam tanaman dipengaruhi oleh suhu udara, diantaranya reaksi kimia dan penyerapan air. Disamping itu suhu udara dalam tumbuhan juga mempengaruhi proses fotosintesis, respirasi, dan pembentukan berat kering.

Suhu udara yang terlalu rendah pada fase vegetatif akan menyebabkan panjangnnya masa vegetatif tersebut, sehingga kesempatan batang untuk mempertinggi batang, pertumbuhan dan luas daun makin besar. Sedangkan bila suhu udara terlalu tinggi pada awal masa vegetatif menyebabkan tanaman pendek dan daun menjadi sempit (Basri, 1983 dalam Afriyol,1993).
Fotosintesis merupakan proses penting bagi tanaman. Suhu mempengaruhi laju fotosintesis disamping faktor lain seperti energi cahaya matahari, ketersediaan air, dan CO2. Pada tingkat ketersediaan air mencukupi, laju fotosintesis tanaman sangat ditentukan oleh interaksi antara energi cahaya, CO2, dan suhu udara.

Proses fisiologis lain yang sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu respirasi. Respirasi merupakan kebalikan dari proses fotosintesis. Pada respirasi, energi yang tersimpan dalam karbohidrat dan senyawa lainya yang dibentuk melalui proses fotosintesis dibebaskan dan digunakan untuk berbagai aktivitas metabolisme tanaman termasuk absorsi mineral, pembelahan sel, translokasi, metabolisme protein dan lain-lain.

Laju respirasi meningkat cepat dengan meningkatnya suhu, sedangkan intensitas cahaya mempengaruhi secara tidak langsung proses respirasi yaitu melalui peningkatan suhu udara dan suhu tanaman. Karena itu suhu malam hari yang terlau tinggi kurang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena laju perombakan karbohidrat terlalu tinggi akibat laju respirasi yang tinggi.

Berdasarkan pengamatan, suhu udara rata-rata di dalam rumah plastik lebih tinggi dari pada suhu udara di luar. Udara dalam rumah plastik memanas akibat dua hal yaitu:
1. Adanya efek rumah kaca
Besarnya kenaikan suhu di dalam rumah plastik sangat ditentukan oleh jumlah radiasi yang datang dan struktur bangunan. Dalam rumah plastik radiasi pantulan dari permukaan tanah dan tanaman tertahan oleh atap plastik. Bila kejadian ini terjadi terus- menerus maka terjadi akumulasi panas, sehingga suhu udara meningkat. Kejadian ini dikenal sebagai efek rumah kaca.
2. Rumah plastik merupakan sistem tertutup
Pada sistem ini transfer bahang akibat turbulensi udara berkurang bahkan tidak terjadi sama sekali. Uap air hasil proses transpirasi juga mempengaruhi suhu dalam rumah plastik. Suhu Udara di dalam rumah plastik kosong (tampa tanaman) lebih tinggi dari pada rumah yang berisi penuh tanaman. Disamping itu suhu dalam rumah plastik juga dipengaruhi oleh umur tanaman.

Kelembaban Udara
Kelembaban udara merupakan banyaknya uap air yang dikandung oleh udara dan dapat dinyatakan sebagai bentuk kelembaban mutlak, kelembaban nisbi maupun defisit tekanan uap. Dalam hal ini kelembaban dinyatakan dengan kelembaban relatif.

Kelembaban relatif membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air dalam satuan %. Kapasitas udara untuk menampung air ditentukan oleh suhu udara. Semakin tinggi suhu udara maka kapasitas untuk menampung uap air meningkat.

Kelembaban udara merupakan salah satu unsur iklim yang penting dalam mengatur iklim rumah plastik selain suhu udara dan radiasi surya. Menurut Sunardi (1986) kelembaban relatif dalam rumah plastik merupakan fungsi dari radiasi surya yang diterima, ketersediaan air dan sirkulasi udara. Kemudian Harris (1974) menyatakan bahwa kelembaban udara di dalam rumah plastik dipengaruhi oleh suhu udara, dan jumlah air yang dievapotranspirasikan oleh tanah dan tanaman.

Kondisi kelembaban udara rendah dan suhu udara tinggi akan mengakibatkan kekurangan air karena transpirasi berlebih. Keadaan ini dapat menyebabakan daun, bunga dan buah berguguran. Pada saat perkembangan buah, kondisi seperti ini dapat menyebabkan gejala pecah buah. Kelembaban yang tinggi dapat merugikan tanaman yang sedang berbunga karena menghambat proses penyerbukan tanaman. Pada kondisi ini serbuk sari menggumpal sehingga penyerbukan terganggu. Kelembaban yang tinggi juga menyebabkan perkembangan hama meningkat, misalnya kutu daun. Koesmaryono(1984) menyatkan bahwa secara umum titik kelembaban optimum bagi serangga terletak dititik maksimum pada kisaran 73-100 % . Keadaan ini dapat diatasi dengan membuat bentuk rumah plastik sedemikian rupa sehingga sirkulasi udara lancar.



Hubungan Suhu Udara dengan Jumlah Pemberian Hara
Air merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan tanaman. Proses-proses fisiologis yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat ditentukan oleh ketersediaan dan kemampuan tanaman menyerap air. Air berfungsi sebagai bahan protoplasma, sebagai pelarut dimana gas, mineral, hormon dan zat terlarut lainya bisa diserap dan disalurkan ke seluruh bagian tanaman, sebagai pereakasi pada proses fisiologis tanaman dan untuk menjaga tekanan turgor dalam sel yang sangat penting untuk perbesaran sel tanaman.

Kandungan air tanaman bervariasi menurut spesies, umur dan tipe jaringan atau organ, waktu dan kondisi lingkungan mempengaruhi serapan dan kehilangan air melalui transpirasi. Kandungan air yang relatif tinggi pada daun muda, batang dan akar umumnya menurun pada saat sel dan jaringan tersebut dewasa.

Laju kehilangan air melalui transpirasi harus diimbangi dengan laju serapan air dari zona perakaran. Jika laju serapan air oleh akar kurang dari laju transpirasi, turgor sel panjaga pada daun berkurang lalu melemah sehingga sebagian stomata atau bahkan seluruhnya menutup. Hal ini mengakibatkan berkurangnnya difusi CO2 ke dalam sel yang mengandung klorofil yang pada akhirnya menurunkan fotosintat dari hasil fotosintesis dan juga berarti merugikan bagi pertumbuhan tanaman dan hasil penen yang diperoleh
.
Terhambatnya pembesaran sel yang diakibatkan oleh hilangnnya turgor tanaman juga mempunyai beberapa pengaruh tidak langsung terhadap pertumbuhan tanaman. Berkurangnya ukuran sel pada akhirnya mengakibatkan luas daun yang lebih kecil sehingga kemampuan mengintersepsi cahaya menurun dan akhirnya hasil fotosintesis berkurang. Hal ini juga menghambat pemanjangan akar dan luas permukaan untuk menyerapan air dan nutrien.
Banyak faktor yang mempengaruhi laju transpirasi yaitu spesies, umur tanaman, indeks luas daun, media tumbuh dan karakteristik lengasnya, unsur-unsur cuaca yaitu intensitas cahaya, suhu, kelembaban, dan angin. Pada saat umur atau ukuran tanaman bertambah atau intensitas cahaya dan unsur cuaca lainnya yang mempengaruhi transpirasi berubah, maka jumlah air yang diberikan kepada tanaman harus disesuaikan.

Iklim dan cuaca sangat berpengaruh dalam seluruh proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu proses tersebut adalah penyerapan hara oleh tanaman. Pemberian larutan hara pada budidaya dalam rumah plastik disesuaikan dengan kondisi cuaca dan fase tanaman. Pada kondisi panas penyerapan hara oleh tanaman akan meningkat akibat peningkatan laju transpirasi. Pada kondisi panas pemberian hara di tingkatkan.
Hubungan Suhu Udara dengan Waktu Panen Tanaman
Panen adalah kegiatan akhir dalam budidaya tanaman. Penentuan waktu panen dapat dilakukan dengan cara pengamatan nampak fisik buah, perhitungan jumlah hari setelah penyerbukan dan perhitungan heat unit.

Untuk bisa dipanen tanaman harus mencpai Heat unit. Setiap tanaman memiliki heat unit yang berbeda. Misalkan tanaman meon yang membutuhkan heat unit sampai panen adalah 1.150 (Harjadi, 1989). Nilai heat unit ditentukan oleh suhu udara harian. Semakin tinggi suhu udara harian maka semakin cepat nilai heat unit terpenuhi maka semakin cepat tanaman dapat di panen. Sehingga akan ada perbedaan lamanya budidaya tanaman pada musim hujan dan musim kemarau
. Hubungan Musim dengan Hama dan Penyakit Tanaman

Pada musim hujan keadaan lingkungan cenderung lembab. Pada musim ini di tanaman banyak terserang penyakit yang disebabkan oleh cendawan. Serangan dapat terjadi dalam semua stadia pertumbuhan tanaman yaitu sejak pembibitan sampai dengan saat panen.. Serangan berat hama ini dapat mematikan hampir seluruh populasi tanaman di suatu lahan. Pada musim kemarau pun jenis penyakit dan hama pada tanaman ada yang dapat berkembang dengan baik. Serangan hama ini biasanya semakin meningkat jika kondisi iklim mikro dalam rumah plastik sesuai untuk lingkungan hama dan penyakit tersebut.

Daftar Pustaka

Afriyol.1993. Tinjauan Aspek Agroklimatologi Tanaman Iles-iles. Laporan telaah lapang. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. FMIPA. IPB.

Chang,J.W.1968. Climate and Agriculture. An Ecological Survey. Aldine. Chicago.

Harjadi, S.S.1989. Dasar-dasar Hortikultura. Jurusan Budidaya Pertanian. Faperta. IPB. Bogor.

Koesmaryono, Y. 2000. Pengaruh Iklim Terhadap Hama dan Penyakit Tanaman. Dalam: Pelatihan peningkatan kemampuan di Bidang Agroklimatologi. Jurusan Geofisika dan Meteorologi FMIPA IPB. Bogor.

Lingga, P.1991. Hidroponik Bercocok Tanam tampa Tanah. Penebar Swadaya: Jakarta.

Mastalerz, J. W. 1977. The Greengouse Enviroment. Jhon Willey and Sons: New york.

Monteith,J. L. Vegetation in the Atmosfer. Academic Press :New York.

Nelson,P.V.1981. Greenhouse Operational and Management. Reston publ. co. Inc:Reston Virginia. 563p

Prihmantoro, Heru.2004. Hidroponik Tanaman Buah. Penebar Swadaya:Jakarta

Samsu, S. H. 1990. Hidroponik. Pamulang Integrated Farming: Jakarta.

Setiadi.1987. Bertanam Melon. PT Penebar Swadaya:Jakarta

Tiwari, GN and Risk Goyal.1994. Greenhouse Technologi. Narosa Publishing house:London

Tjahjadi. 1987. Bertanam Melon. Kanisius: Yogyakarta.

Ratna, E.S.2002. Hama dan Tanaman Hortikultura. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian. IPB.