Gresik United In Future, Good Suggestion for You


Tragedi jebolnya Situ Gintung tentu telah meninggalakan luka yang mendalam bagi kita bangsa Indonesia, terutama korban yang telah kehilangan sanak saudara dan harta bendanya. Peristiwa yang kebanyakan orang menyebutnya sunami kecil ini telah menewaskan lebih kurang 100 nyawa dan kerugian harta benda yang nilainya tentu tidak kecil.

Sungguh telah banyak pelajaran dan hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa ini. Memang alam ini adalah tempat kita belajar. Allahhuakbar, Subhanallah…kata-kata itulah yang keluar dari mulutku ketika melihat di televisi sebuah mesjid di pintu air situ gintung itu tetap berdiri untuh. Sementara bangunan lain yang jaraknya cukupnya jauh hancur berantakan. Pun dari video-video amatir yang terekam kita lihat, sebuah masjid tetap tak bergeming meski air bah yang besar menghadang.

Allah telah menunjukkan kebenaran ajaranNya. Masjid itu adalah Masjid Jabalur Rahman yang berada sekitar 50 meter dari tanggul Situ Gintung yang jebol. Selain itu terdapat pula sebuah mushola, yaitu Musala Al Muhajirin yang terletak di Rt04/RW08, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat. Musala ini berada tepat di tengah-tengah pemukiman warga.

Masjid adalah rumah Allah, namun masjid bagaimanakah yang dijaga dan dijamin Allah Swt. Sebagaimana kisah tragedi Tsunami di Aceh, diantara sekian banyak masjid yang hancur, ternyata ada juga masjid yang tetap kokoh ditengah porak porandanya bangunan disekitar masjid.

Ya.., tidak sembarang masjid. Hanya Allah yang maha tahu masjid mana yang tetap dijaga olehNya dalam segala suasana dan keadaan. Yang jelas, saya yakin-seyakin-yakinnya masjid yang masuk kriteria tersebut adalah masjid yang makmur dan hidup amalannya. Bukan satu-dua, sudah banyak sekali bukti menunjukkan bahwa masjid yang makmur dengan jamaahnya dan hidup amalannya maka masjid tersebut dijaga langsung oleh Allah Swt.

Maka, alangkah sedihnya kalau kita lihat realitas di masyarakat saat ini. Walaupun masjidnya megah, lengkap tapi lebih banyak yang sepi jamaahnya dan tidak ada amalan masjidnya. Kokohnya sebuah masjid bukan dari pondasinya yang kokoh, atau arsitekturnya yang bagus. Kuncinya hanya dari hidupnya amalan dalam masjid tersebut.

Bagi mereka yang senantiasa sibuk dengan amalan masjid, maka bukti keajaiban masjid saat tragedi Situ Gintung akan menambah semangat dan yakin serta keistiqomahan untuk tetap tawajuh menghidupkan amalan masjid. Semoga semakin banyak masjid-masjid lain yang hidup dengan amalan sebagaimana masjid Nabawi di jaman Rasulullah Saw.Mari hidupkan amalan masjid, agar masjid kita bisa mencontoh masjid Nabawi di jaman Rasulullah, kampungnya sebagaimana kampung Madinah dan rumah-rumahnya sebagaimana rumah para sahabat.

Waktu terjadinya pun sesaat setelah azan subuh. Maka bagi masyarakat yang rajin dengan ibadah subuhnya tentu bisa menyelamatkan diri. Karena dari catatan, diketahui bahwa korban kebanyakan adalah orang-orang yang masih terlelap dengan tidurnya.

Demikian sempurnanaya Allah melihatkan kebenaranNya kepada kita, lalu akan kita tetap dengan segala keraguan kita akan agama ini? Semoga Allah selalu membrikan petunujk dan hidayahnya kepada kita. amin