Photo oleh Gusde (Ida Bagus Surya)
Pengajuman Kajang Sari
Persembahyangan di Pura Dalem Tambangan Badung
Putra-putra Cokorda Pemecutan (saat upacara pemerasan)
Punggawa Puri/Abdi Raja dengan perlengkapan tombak
Rodat Muslim mengiringi Jenazah Ibu Cokorda
Putra Ida Cokorda Pemecutan
Cucu Ida Cokorda Pemecutan
Proses penempatan Jenazah A.A. Biang Rai pada Bade
menjelang keberangkatan ke Setra Badung
Sekeha Beleganjur dan Tari Baris Ketekok Jago
Prosessi Pembakaran Jenazah A.A. Biang Rai di Setra Badung
Ida Cokorda Pemecutan bersama Saudara
Ida Cokorda Pemecutan XII
Istri dan Saudara Ida Cokorda Pemecutan.
Di pagi yang cerah dengan sinar matahari yang menyengat, halaman Puri Pemecutan sudah nampak ramai dikerumuni oleh para pemuka Puri dan para keluarga besar puri, mengantarkan jenazah Ibunda dari Cokorda Pemecutan ke Setra Badung untuk melakukan upacara pelebon/pembakaran jenazah. Iring-iringan pelebon yang sangat panjang dengan deretan barisan tombak (prajurit perang), gadis-gadis cantik dengan aneka pakaian Bali bercorak kuno, tarian sakral seperti baris Ketekok Jago, tarian Rodat yang berasal dari kaum Muslim, serta diiringi tabuh gamelan yang semarak. Kelihatan sangat indah dan menakjubkan.
Saat hari menjelang siang, suasana mulai dipadati dari orang-orang yang ingin menyaksikan perjalanan terakhir dari Almarhum Anak Agung Biang Rai menuju tempat pembakaran. Ditengah perjalanan menuju setra, saya menyelinap ke dalam agar dapat mengambil foto dari bale bengong, nampak kelihatan raut wajah Ngurah Manik (Raja Puri Pemecutan), saat itu sedang berduka. Beberapa iringan wadah/bade dari para pengiring juga ramai dan sangat meriah, seakan-akan upacara ini tidak ada lelahnya, dan sesampainya di tempat tujuan terakhir, jenazah Anak Agung Biang Rai di masukkan ke dalam Lembu dan di perciki air suci agar perjalanan bliau damai menuju Surga. (GUSDE)
Saat hari menjelang siang, suasana mulai dipadati dari orang-orang yang ingin menyaksikan perjalanan terakhir dari Almarhum Anak Agung Biang Rai menuju tempat pembakaran. Ditengah perjalanan menuju setra, saya menyelinap ke dalam agar dapat mengambil foto dari bale bengong, nampak kelihatan raut wajah Ngurah Manik (Raja Puri Pemecutan), saat itu sedang berduka. Beberapa iringan wadah/bade dari para pengiring juga ramai dan sangat meriah, seakan-akan upacara ini tidak ada lelahnya, dan sesampainya di tempat tujuan terakhir, jenazah Anak Agung Biang Rai di masukkan ke dalam Lembu dan di perciki air suci agar perjalanan bliau damai menuju Surga. (GUSDE)