Siapa “WONG Cilik” itu ?
(Oleh Okasatria Novyanto)
(Oleh Okasatria Novyanto)
Pemilu 2009 sudah didepan mata. Suhu politik tanah Air kian memanas. Aroma dan nuansa saling menjelek-jelekan antar lawan politik juga kian terasa. Hanya yang menjadi sebuah pertanyaan adalah apakah rakyat Indonesia sekarang masih mau dibodohi seperti dulu? Dulu, dengan Jargon “Wong Cilik” memang mampu mampu mengantarkannya ke singgasana pemerintahan. Namun kita juga harus mengakui bahwa pada masa pemerintahannya itu perguruan-perguruan tinggi Negeri ternama seperti UGM, UI dan ITB sudah mulai berubah menjadi BHMN dimana biaya kuliah mulai mahal sehingga akses rakyat miskin yang katanya “Wong Cilik” itu susah untuk melanjutkan kuliah dan kesulitan untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Pada masa pemerintahannya pula banyak BUMN yang diprivatisasi dengan alasan pertimbangan ekonomi dan efisiensi. Selain itu pula satu hal yang membuat saya menangis adalah adanya pertumpahan darah di Tanah Rencong yang telah merengut ratusan nyawa saudara-saudara kami baik warga Aceh maupun anggota TNI-POLRI yang gugur di medan tugas, penanganan Illegal Logging dan Illegal Fishing yang belum jelas hasilnya, dll. Namun disisi lain, ternyata banyak juga prestasi yang ditorehkan pada pemerintahannya, misalnya : diawalinya pembangunan jembatan SURAMADU, mulai diberantasnya dan diburunya para Koruptor yang memakan uang Negara (Rakyat), program Sembako Murah, program Jaring Pengaman Sosial (JPS) dan masih banyak prestasi positip lainnya.
Namun apakah pemerintahan yang sekarang ini lantas tidak berhasil? Saya kira tidak. Banyak prestasi positip yang telah diberikan oleh pemerintahan kabinet Indonesia Bersatu ini, misalnya : Terwujudnya perdamaian di Bumi Serambi Mekah sehingga pertumpahan darah dapat dihentikan, dilanjutkannya program pemberantasan korupsi (jelas arah dan hasilnya), hampir selesainya pembangunan jembatan SURAMADU, dimulainya program percepatan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan untuk kawasan Batam, Bintan, dll. Disamping itu juga adanya perbaikan dan peningkatan kualitas aparatur pemerintahan dalam pelayanannya kepada masyarakat (untuk tidak melakukan PUNGLI) termasuk juga pelayanan POLRI kepada masyarakat, program RASKIN, program modernisasi sistem ALUTISTA TNI, dan masih banyak prestasi positip lainnya. Namun, jangan lupa bahwa pada pemerintahan sekarang itu juga masih ada raport merah yang perlu diperbaiki lagi, misalnya : belum tuntasnya pemberantan Illegal Logging dan Illegal Fishing, Biaya kuliah dan pendidikan yang masih tetap tinggi sehingga akses rakyat miskin untuk mengenyam tingkat pendidikan yang lebih tinggi itu masih tetap terbatas, program konversi minyak tanah ke Gas yang terkesan dipaksakan sehingga dampak positip program ini kurang dirasakan oleh masyarakat, dll.
Jadi intinya setiap masa pemerintahan itu punya “seni” tersendiri dalam mengatur dan membangun masyarakat Indonesia yang heterogen ini. Dan menurut pendapat saya, kurang tepat jika mengatakan pemerintahan sekarang itu seperti “YOYO”. Atas dasar riset apa orang yang katanya Negarawan mengatakan seperti itu? Apakah ini merupakan sebuah “seni” politiknya dalam rangka menarik simpati masyarakat tetapi dengan cara menjelek-jelekan pemerintahan sekarang? Lantas apakah “Wong Cilik” itu benar-benar dia bela serta diperjuangkan ketika masa pemerintahannya dulu? Jawabnya : ada tangan rakyat Indonesia itu sendiri. Rakyat sekarang sudah cerdas dan dewasa dalam menilai.
Intinya, saya hanya memberikan masukan bahwa seyogyanya seorang Negarawan itu mempunyai etika politik yang arif dan bijaksana sehingga jauh dari kesan menjelek-jelekan lawan politiknya. Ingat, bahwa seorang Negarawan sejati itu akan memberikan yang terbaik untuk Masyarakat, Bangsa dan Negara tanpa memandang asal Partai Politik, Agama, Ras dan Suku bangsa.
Semoga tulisan sederhana ini akan menjadi sebuah penyejuk dalam menghadapi suhu politik yang kian memanas menjelang Pemilu 2009 ini.