Menyongsong renumerasi kementrian pertanian yang direncanakan mulai Januari 2011, maka seluruh unit kerja di bawah kementrian ini dituntut melakukan reformasi birokrasi sebagai salah satu persyaratan penting bagi kementrian untuk bisa mendapatkan tunjangan renumerasi tersebut. Bahkan konon katanya kementrian pertanian telah mengajukan diri ke PAN untuk di audit. Proses audit akan dilaksanakan pada bulan juli 2010 dan hasilnya akan di umumkan pada Oktober 2010. Jika kementrian pertanian lulus dalam audit ini maka per 1 Januari 2011, PNS dikementrian pertanian akan mendapatakan tunjangan renumaresi… amin……
Peningkatan kedisiplinan pegawai adalah hal yang menjadi kata kunci bagi reformasi birokrasi ini. Maka di seluruh unit kerja kementrian pertanian keterlambatan adalah satu kesalahan besar. Satu menit keterlambatan pun diperhitungkan. Dan tak hanya itu diseluruh unit kerja sampai setingkat eselon 3 di kementrian pertanian di haruskan mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008.
Alhamdulilah akhir Juni ini, lembaga tempat aku bernaung, mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008, setelah melalu rangkaian audit internal dan external yang dilakukan oleh PT. Mutu Agung Lestari.
Apa itu ISO 9001: 2008Konon katanya ISO berasala dari kata yunani ISOS yang berarti sama. Banyak orang menganggap ISO adalah singkatan dari International Standard of Organization, ternyata anggapan itu salah. ISO 9001 adalah standard international yang mengatur tentang management mutu ( Quality Management system) sedangkan 2008 adalah merujuk pada tahun revisinya. Organisasi pengelolanya adalah international organization for standardization yang bermarkas di Geneva-swiss didirikan pada tahun 1947, kini telah beranggotakan lebih dari 147 negara yang mana tiap Negara di wakili oleh badan standarisasi nasional dan di Indonesia di wakili oleh KAN.
System ISO 9001:2008 focus pada effectifitas proses continual improvement dengan pilar utama pola berpikir PDCA, dimana dalam setiap process senantiasa melakukan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dengan jelas, dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat serta tindakan perbaikan yang sesuai dan monitoring pelaksanaannya agar benar-benar bisa menuntaskan masalah yang terjadi di organisasi.
Pilar berikutnya yang digunakan demi menyukseskan proses implementasi ISO 9001 ini, maka ditetapkanlah Delapan prinsip manajemen mutu yang bertujuan untuk mengimprovisasi kinerja system agar proses yang berlangsung sesuai dengan focus utama yaitu effectivitas continual improvement, 8 prinsip manajemen yang dimaksud
adalah :
1) Customer Focus : Semua aktifitas perencanaan dan implementasi system sematamata
untuk memuaskan customer.
2) Leadership : Top Management berfungsi sebagai Leader dalam mengawal
implementasi System bahwa semua gerak organisasi selalu terkontrol dalam satu
komando dengan commitment yang sama dan gerak yang synergy pada setiap
elemen organisasi
3) Keterlibatan semua orang : Semua element dalam organisasi terlibat dan concern dalam implementasi system management mutu sesuai fungsi kerjanya masingmasing, bahkan hingga office boy sekalipun hendaknya senantiasa melakukan yang terbaik dan membuktikan kinerjanya layak serta berqualitas, pada fungsiny sebagai office boy.
4) Pendekatan Proses : Aktifitas implementasi system selalu mengikuti alur proses yang terjadi dalam organisasi. Pendekatan pengelolaan proses dipetakan melalui business process. Dengan demikian, pemborosan karena proses yang tidak perlu bisa dihindari atau sebaliknya, ada proses yang tidak terlaksana karena
pelaksanaan yang tidak sesuai dengan flow process itu sendiri yang berdampak
pada hilangnya kepercayaan pelanggan
5) Pendekatan System ke Management : Implementasi system mengedepankan
pendekatan pada cara pengelolaan (management) proses bukan sekedar
menghilangkan masalah yang terjadi. Karena itu konsep kaizen, continual
improvement sangat ditekankan. Pola pengelolaannya bertujuan memperbaiki
cara dalam menghilangkan akar (penyebab) masalah dan melakukan
improvement untuk menghilangkan potensi masalah.
6) Perbaikan berkelanjutan : Improvement, adalah roh implementasi ISO 9001:2008
7) Pendekatan Fakta sebagai Dasar Pengambilan Keputusan : Setiap keputusan
dalam implementasi system selalu didasarkan pada fakta dan data. Tidak ada
data (bukti implementasi) sama dengan tidak dilaksanakannya system ISO
9001:2008
8) Kerjasama yang saling menguntungkan dengan pemasok : Supplier bukanlah
Pembantu, tetapi mitra usaha, business partner karena itu harus terjadi pola
hubungan saling menguntungkan.
Dengan 8 pilar ini diharapkan pelaksanaan ISO 9001:2008 benar-benar menjadi sang productive dan effective untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan organisai dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan.
Yeli: dari berbagai sumber