Gresik United In Future, Good Suggestion for You



Mitos fengshui paling terkenal adalah rumah tusuk sate. Bangunan yang berlokasi persis di tengah-tengah jalan bersimpang tiga.

BEGITU banyak orang yang enggan tinggal di dalam rumah yang menghadap jalan yang seolah menusuk (sate). Berbagai musibah yang menimpa keluarga sering dikait-kaitan dengan posisi rumah. Tusuk sate pun jadi kambing hitam.

Dalam fengshui, menurut Xiang Yi [foto], pakar fengshui terkemuka di Indonesia, tusuk sate adalah jalan dengan arus yang mengarah dan berhenti di depan bangunan. Aliran itu bisa berupa kendaraan, manusia yang lewat, atau air yang mengalir di sungai. Dus, kekuatan tusuk sate bukan hanya berasal dari jalan raya, tapi juga sungai.

Bentuk tusuk sate bermacam-macam: paling sederhana seperti hutuf I, T, atau V, sampai yang rumit seperti W atau X. Makin ruwet bentuknya, begitu mitos yang beredar di masyarakat, makin banyak masalah yang timbul. Apalagi, arus yang mengalir sangat deras.

Dari segi fengshui, menurut Xiang Yi, rumah tusuk sate ibarat sebuah palung berisi udara. Akibatnya, tiupan angin yang keras atau arus kendaraan otomatis menerjang bangunan di ujung jalan. Maka, energi di dalam rumah pun kurang bagus. Dan jelas hal ini berdampak pada penghuninya.

Bukan hanya itu. Pada malam hari, lampu sorot dari kendaraan bermotor yang seliwar-seliwer tentu saja mengganggu penghuni yang ingin beristirahat. Kenyamanan akan terganggu. Belum lagi gangguan asap, karbonmonoksida dari asap kendaraan, debu beterbangan. Tubuh yang kekurangan oksigen tentu tidak sehat.

“Dalam fengshui disebut fengsha,” kata Xiang Yi.

Faktor lain yang tak kalah menakutkan adalah sikap sopir yang ugal-ugalan atau mengantuk. Bangunan atau rumah tusuk sate sangat rawan menjadi korban tabrakan. Gangguan ini disebut xingsha. “Semua efek yang ditimbulkan oleh sebuah jalan yang menusuk disebut qiangsha,” kata Xiang Yi.

Meski begitu, efek jalan yang menusuk bisa diatasi dengan relatif mudah. Kalau gangguan itu terkait dengan bentuk, menurut Xiang Yi, tutup saja agar bentuk asli bangunan tidak kelihatan. Caranya dengan membangun tembok tinggi di ujung jalan yang menusuk. Rumah menjadi tersembunyi dan terhalang dari berbagai gangguan.

“Tembok itu disebut zhaobi yang fungsinya seperti pagar. Bedanya, kalau pagar punya lubang di sana-sini, tembok zhaobi ini sangat solid, membuat pemandangan di depan rumah tertutup rapat,” tandas Xiang Yi.